Mohon tunggu...
Perdana Wahyu Santosa
Perdana Wahyu Santosa Mohon Tunggu... profesional -

Hanyalah seorang Dosen yang ingin berbagi opini..... Email: perdana.ws@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Fundamental PT. Citra Marga Nusapala Persada Tbk

29 Desember 2009   13:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh : DR. PERDANA WAHYU SANTOSA RR. EVIE MAULINA ASTUTI, MM Profil Emiten PT. Citra Marga Nusapala Persada, Tbk (CMNP) merupakan perusahaan  penyelenggara proyek pembangunan jalan tol, pelaku investasi dan jasa  penunjang di bidang jalan tol lainnya serta menjalankan usaha dibidang lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan jalan tol. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), CMNP termasuk dalam industri infrastruktur, utilitas dan transportasi pada sektor jalan tol, pelabuhan, bandara dan sejenisnya. CMNP memulai kegiatan usaha komersial pada tanggal 9 Maret 1990. Pendapatan perusahaan diperoleh dari hasil penjualan karcis jalan tol lingkar dalam kota Jakarta (JIUT) dan Simpang Susun Waru-Bandara Juanda. CMNP memiliki 3 anak perusahaan yaitu PT. Global Network Investindo dengan aktivitas utama perdagangan, pembangunan dan jasa lainnya; PT. Citra Margatama Surabaya sebagai penyelenggara ruas jalan tol Simpang Susun Waru-Tanjung Perak, Surabaya dan PT. Citra Wassphutowa sebagai penyelenggara ruas tol Depok-Antasari, Jakarta. Profil Sektor Jalan Tol, Pelabuhan dan Bandara Secara sektoral, berdasarkan data Bappenas, terdapat tujuh sektor infrastruktur yang direncanakan didanai skema Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS), yaitu listrik, air, jalan tol, pelabuhan, bandara, kereta api, dan perumahan. Data Bappenas mencatat, kebutuhan pendanaan pembangunan proyek infrastruktur 2009-2011 melalui skema KPS mencapai Rp320,08 triliun dari total kebutuhan pendanaan Rp425,20 triliun. Sisanya sebesar Rp105,12 triliun didanai langsung pemerintah melalui mekanisme APBN. Dana kemitraan pemerintah dengan swasta Rp320,08 triliun terdistribusikan pada tujuh sektor. Masing-masing yaitu kelistrikan Rp67,14 triliun, air Rp30 triliun, jalan tol Rp83,63 triliun, pelabuhan baik laut maupun angkutan sungai dan penyeberangan Rp17,15 triliun, bandara Rp11,43 triliun, kereta api Rp38,66 triliun, dan perumahan Rp72,07 triliun. Highlights 2002-2009 Sampai dengan perdagangan 19 Mei 2009, saham CMNP ditutup di posisi Rp940 per lembar saham. Pada 30 Mei 2007, saham CMNP sempat berada pada level tertingginya yaitu Rp3.550 per lembar saham dengan nilai transaksi harian sebesar Rp9,592 miliar. Sepanjang 2002-2008, CMNP mampu meningkatkan sales dengan rata-rata pertumbuhan per tahun (CAGR) sebesar 7,61%. Profitabilitas CMNP juga meningkat dengan CAGR sebesar 8,39% untuk operating profit dan 4,49% untuk net income. CMNP membukukan CAGR total assets dan total equity masing-masing sebesar 17,23% dan 23,72%. Selama 2002-2008, debt-to-assets ratio (DAR), yang mewakili penggunaan hutang dalam proporsi aset CMNP, berfluktuasi pada kisaran 29,26%-61,82%. PENDAPATAN DAN LABA Sales CMNP terus meningkat hingga mencapai level tertingginya pada 2008 yaitu sebesar Rp572 milliar seiring peningkatan investasi CMNP dan dukungan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. Walaupun sempat menurun sejak 2008, marjin laba bersih (net profit margin (NPM)), mewakili tingkat efektivitas perusahaan dalam mengelola biaya-biaya untuk mengkonversi sales menjadi net income, CMNP menjadi sebesar 12,66% pada 2008.

Masalah BEBAN HUTANG Perusahaan saat ini terbebani hutang yang besar sekitar Rp. 951 miliar yang belum diselesaikan kepada PT Bank Central Asia da PT Bank Mega. Hutang tersebut dipakai untuk membangun tol Waru-Djuanda di Surabaya. Pada proyek jalan tol ini, CMNP yang termasuk pemain lama di bisnis jalan tol membukukan kerugiani Rp 100 miliar. Salah satu penyebab kerugian tersebut akibat melonjaknya biaya di ruas tol tersebut. Beban bunga setiap bulan senilai Rp 11-12 miliar. Sementara dari pendapatan jalan tol, CMNP hanya mengantongi Rp 2 miliar sebulan. Masalah hutang ini membuat para investor mulai menjauhi saham ini. ROE, ROA DAN TAT Return on equity (ROE), total assets turnover (TAT) dan return on assets (ROA) CMNP mengalami fluktuasi selama tahun 2002-2008. Rasio TAT mewakili ukuran tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk menghasilkan sales. Semakin tinggi rasio TAT semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya. PER DAN PBV Price-earnings ratio (PER) menjelaskan ekspektasi pasar terhadap perusahaan; semakin tinggi PER, semakin tinggi pasar bersedia membayar untuk tiap rupiah pendapatan tahunan yang dihasilkan perusahaan. CAPITAL PRICE mengidentifikasi adanya abnormalitas berupa over expectation pada saham CMNP dimana PER melonjak dengan level tertinggi pada 2007 sebesar 32,83.

Price to book value (PBV) menjelaskan besarnya premium (tambahan keuntungan) yang bersedia dibayarkan oleh pasar di atas nilai buku ekuitas perusahaan. Antara tahun 2003-2008, PBV CMNP berfluktuasi pada kisaran 1,39-3,11. MARKET VALUE ADDED Kinerja saham perusahaan berfluktuasi dimana sejak periode 2006, shareholder market value added (MVA) terhadap equity book value (BV) perusahaan berada di atas 200%, dengan nilai tertinggi sebesar 680,49% (2008). Rata-rata return (annualized) saham perusahaan juga berfluktuasi; selama periode 2003-2008, rata-rata return saham perusahaan berada pada kisaran nilai yang cukup lebar antara 20%-110%. MVA/BV adalah selisih antara harga saham (market value) perusahaan dengan nilai buku ekuitas (book value). Nilai MVA/BV yang positif memberikan indikasi CMNP telah memberikan nilai tambah terhadap nilai buku ekuitasnya.

Dalam kurun waktu 2003-2007, market risk perusahaan berada pada kisaran 0,4-1,81. Tingkat volatilitas saham perusahaan juga berfluktuasi selama 2003-2007 yang berada pada kisaran 24%-65. Market risk (yang dinotasikan dengan koefisien beta) menggambarkan risiko yang terkait dengan pergerakan pasar, atau risiko sitematis (systematic risk). Market risk yang bernilai mendekati 1 mengindikasikan harga saham perusahaan berfluktuasi hampir sama dibandingkan fluktuasi pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun