sumber gambar : http://www.paintinghere.com/ Ketika aku bertanya, banyak orang tidak bisa menjawabnya, menjawab dengan metafora atau bahkan mengacuhkannya dengan senyum ramah. Namun selalu saja dalam pikiranku, lalu lintas akan makna kata dan esensi tanda tersebut tidak pernah berhenti.
Sebuah tanda ‘cinta’ sebagai sebuah kata, yang menandai ribuan makna. Lantas apa sejatinya makna darinya ?
Yang saya lihat selama ini hanya pelampiasan hasrat anak muda. Permainan belaka. Penyaluran enerji muda ke hal-hal yang lebih memacu adrenalin. Kegalauan dalam ketidak ada-an dan ke-ada-an.
Semua, yang berfikir, dan menjalani, meng-klaim pernah mencapai kebahagiaan atau akan mencapai kebahagiaan. Lantas selama apakah kebahagiaan atas ‘cinta’ itu ?
Ketika kekasih terlalu possessive kita kesal, dimana bahagianya ?
Ketika kekasih jauh kita rindu, dimana bahagianya ?
Ketika kekasih jalan dengan orang lain kita cemburu, dimana bahagianya ?
Ketika mau nembak, kepikiran semaleman, dimana bahagianya ?
Ketika putus, mampus dah, dimana bahagianya ?
Ketika cari kekasih baru dengan dalih mencari yang lebih cocok, apa iya sudah pasti dia lebih cocok, kalau belum cocok apa masih mau cari yang lebih cocok lagi, kalau begitu mau sampai kapan cocok mencocokan itu selesai.
Dunia penuh makna. Cinta pun ada maknanya. Selama ini keagungannya tertutupi kabut tebal hasrat rendahan. Pelarian dari realita. Kesenangan temporal. Dan tudung dibalik enaknya berzinah.
Ferry-Bali, 29 Januari 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!