Mohon tunggu...
Al Chofid
Al Chofid Mohon Tunggu... -

belajar membuat blog..!! biyar gaul.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus “Pedofilia” Berdampak pada Kehidupan Orang Biasa

8 Desember 2014   18:18 Diperbarui: 25 September 2020   17:14 7784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berkembanya zaman saat ini, orang-orang yang hidup di dunia modern saat ini telah menciptakan berbagai hal baru yang tentunya bertujuan untuk mempermudah kehidupan kita sehari-hari. Namun bukan hanya serangkaian penemuan-penemuan baru tentang gadged/elektronik saja yang muncul melainkan juga tentang berbagai macam hal yang bisa di bilang kurang normal pada umumnya. Seperti halnya pedofil yang saat ini istilah tersebut mulai buming di negara kita ini, yang menimpa anak-anak kecil di sekeliling kita. 

Pedofilia merupakan sebuah bentuk penyimpangan seks dimana pelaku memiliki hasrat yang sangat kuat terhadap anak-anak. Jika melihat pengertian yang terkandung dalam buku pedofilia sendiri adalah dorongan seksual yang kuat dan berulang serta adanya dunia fantasi terkait yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak-anak yang mengalami puber (biasanya usia 13 tahun atau lebih muda). 

Meskipun beberapa orang dengan pedofilia membatasi aktivitas pedofilik mereka pada melihat atau melucuti pakaian-pakaian anak-anak, yang lainnya terlihat dalam ekshibisionibme, mencium, membelai, seks oral, hubungan seks anal dan, pada beberapa kasus anak perempuan, terjadi hubungan seks vaginal (Knudsen, 1991). 

Namun tetap saja bahwa kasus yang menimpa anak-anak ini sangat berbahaya dan juga menyakitkan, tidak hanya fisik saja yang terluka akan peristiwa tersebut namun juga psikis korban juga akan bermasalah akibat perbuatan tersebut. 

Lebih parahnya lagi dampak dari permasalahan ini oleh masyarakat umum di pukul rata bahwa semua orang laki-laki yang baru di kenal itu berbahaya. Seperti yang di alami oleh teman-teman saya, di sekeliling tempat mereka tinggal mereka di pandang orang yang berbahaya lantaran orang baru memasuki lingkungan baru. 

Semua orang berhati-hati akan tindak kriminal tersebut boleh-boleh saja dan sah-sah saja namun berbeda halnya jika sikap yang ditunjukkan masyarakat terhadap mereka yang baru pindah. 

Saya sendiri juga pernah mendengar ucapan yang cukup menyakitkan hati. Dimana pada awalnya ada sekelompok anak kecil yang bermain ke tempat kami tinggal dan ketika anak-anak tersebut keluar dari rumah para anak-anak ini di marahi agar tidak bermain lagi ke tempat kami, setelah itu ada ibu-ibu yang mengucapkan “engkok lek kenek koyok kasus pedopil yoopo” nanti jika terkena kasus seperti pedofil gimana. 

Kita sebagai orang tua jangan sampai kecolongan, salah seorang teman saya yang mendengar langsung ucapan tersebut tentu saja merasa sakit hati. Saya sendiri apabila mendengarnya secara langsung tidak akan tinggal diam dan langsung saya labrak mulut orang seperti itu.

Bagi kami orang-orang normal yang masih menyukai wanita tentunya sangat marah mendapatkan ucapan seperti itu, terlebih lagi bagi kami pribadi membayangkannya saja masih belum menemukan titik kenikmatan terhadap anak kecil. Apa yang di unggulkan anak kecil yang postur tubuhnya masih kecil, seksinya juga tidak ada, dadanya pun belum muncul atau bisa dibilang rata seperti papan. 

Bagi kami mendapatkan wanita yang memiliki keunggualan yang diinginkan lebih menarik dari pada yang masih kecil. Dampak dari kasus yang terjadi di indonesia ini juga berdampak buruk bagi kami para aum adam yang masih normal. 

Antisipasi terhadap terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan memang sangat penting dan berguna namun juga harus di imbangi dengan sikap yang baik pula tentunya, belum mengetahui asal-usul dan perilaku seseorang seperti apa, justru malah kami sudah di tuduh yang bukan-bukan.

Mohon maaf bagi pembaca karena penggunaan kata yang kurang sopan dan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun