Teori belajar behavioristik ialah suatu teori pembelajaran yang akan mengerti sebuah sifat manusia yang akan mengimplementasikan pendekatan objektif, materialistik serta mekanistik, dalam hal ini perubahan sifat pada diri seseorang dapat dilihat melalui upaya pengkondisian. Behaviorisme adalah aliran psikologi yang menganggap belajar sebagai perubahan perilaku yang dapat diamati, fokus pada respons yang diperkuat oleh penguatan, dan melihat perilaku manusia sebagai hasil dari latihan refleks tanpa memedulikan aspek kecerdasan atau emosi. Teori belajar behavioristik terbagi dalam dua bentuk yakni stimulus dan respons. Dalam teori nya biasa disebut sebuah teori S-R (Stimulus-Respon). Stimulus artinya sebuah rangsangan digunakan dalam menaikan sebuah prestasi atau membentuk perilaku, kemudian respon artinya sebuah tanggapan yang dapat dilihat setelah pemberian stimulus.
 Ada dua konsep utama dalam teori behavioristik yaitu :
Teori Conditioning (Pengkondisian)
Teori ini juga terbagi menjagi tiga jenis yaitu:
- Teori Classical conditioning Ivan Petrovich Pavlov
Teori ini adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dengan melibatkan perangsang asli dan netral yang dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Contohnya Ketika seorang guru menyapa siswa dengan senyuman ramah saat memasuki kelas, siswa dapat mengasosiasikan senyuman tersebut dengan suasana hati yang baik dan kenyamanan. Seiring waktu, siswa mungkin merasa lebih tenang dan bersemangat untuk belajar setiap kali mereka melihat guru tersebut.
- Teori Operant Conditioning Burrhus Frederic SkinnerÂ
Teori belajar Operant Conditioning ialah sebuah teori yang mengkaji tentang suatu penguatan yang terdiri dari system reward and punishment. Teori ini mengembangkan system pemberian hadiah dan pemberian hukuman kepada peserta didik apabila peserta didik melakukan proses pembelajaran dengan baik, maka akan diberikan hadiah atau penghargaan kepadanya, sedangkan apabila peserta didik melakukan atau kurang dalam mengikuti pembelajaran, maka akan mendapatkan sesuatu yang berbanding terbalik dengan pemberian hadiah sebelumnya. Sistem ini disebut dengan Sistem penguatan positif dan Sistem penguatan negatif.
- Law of Association GuthrieÂ
Menjelaskan bagaimana perilaku manusia tersusun dari rangkaian unit-unit yang saling terhubung. Satu perilaku memicu perilaku berikutnya, menciptakan suatu kebiasaan. Konsep ini berfokus pada ide bahwa satu kali pengulangan (one-trial learning) sudah cukup untuk membentuk asosiasi yang kuat antara stimulus dan respons tanpa memerlukan penguatan atau penghargaan. Contohnya Jika seorang guru selalu memutar lagu tertentu sebelum memulai pelajaran, siswa dapat mulai mengasosiasikan lagu tersebut dengan suasana belajar yang positif, sehingga mereka merasa lebih siap untuk belajar ketika mendengar lagu itu.
Teori Belajar Psikologi Humanistik
Teori Belajar Psikologi Humanistik sifatnya sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu. manusia. teori belajar humanistik menekankan pada 5 titik perhatian yaitu: perasaan termasuk diantara emosi pribadi dan apresiasi estetik, hubungan sosial; menganjurkan pada persahabatan dan kerjasama, bertanggung jawab,intelek mempunyai pengetahuan, pemikiran, dan pemahaman, berjuang keras melawan apapun yangmengganggu latihan pikir, aktualisasi diri penyelidikan bagi realisasi penuh dari kualitas diri seseorangyang paling dalam. Dalam teori belajar humanistik belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Ada tiga tokoh penting dalam teori ini yaitu:
- Teori Combs
Teori ini berpendapat bahwa guru merupakan fasilitator bagi peserta didiknya dengan cara memberi membantu peserta didik serta dengan menjadi teman bagi peserta didik. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan siswa. Guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.
- Teori Maslow dan kebutuhan individu
Teori belajar humanistik adalah sebuah teori yang memanusiakan manusia, di mana seorang individu dalam hal ini peserta didik dapat menggali kemampuanya sendiri untuk di terapkan dalam lingkungannya.
- Teori Rogers
Rogers memandang peserta didik sebagai individu yang aktif dan memiliki potensi untuk mengarahkan diri sendiri. Dalam konteks ini, pembelajaran bukan hanya tentang penguasaan materi, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat berkembang secara pribadi dan sosial. Teori Rogers menyoroti bahwa motivasi belajar harus bersumber dari dalam diri siswa. Ketika siswa merasa memiliki kontrol atas proses belajar mereka, mereka lebih cenderung untuk terlibat secara aktif dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka.
Konsep Kematangan dalam Pembelajaran
Kematangan adalah kondisi di mana seseorang mencapai perkembangan optimal dalam berbagai aspek, seperti fisik, emosional, intelektual, dan sosial. Dalam konteks ini, kematangan bukan hanya merujuk pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan, mengambil tanggung jawab, dan membuat keputusan yang bijak berdasarkan pengalaman hidup dan pembelajaran.
Ada empat prinsip dalam proses kematangan yaitu:
- Kognitif
Kematangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, memahami, dan memecahkan masalah. Individu yang matang secara kognitif mampu menghubungkan ide-ide dan memahami konsep yang tidak langsung terlihat, mampu membuat keputusan yang rasional dan mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka, dan mereka juga lebih cenderung belajar dari pengalaman dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam situasi baru.
- Emosional
Kematangan emosional mencakup kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi sendiri serta emosi orang lain     seperti mengatasi stress dan kecemasan.
- Sosial
Kematangan sosial berhubungan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Kematangan sosial memungkinkan individu untuk bekerja sama dalam kelompok, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik secara konstruktif yang mampu membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung.
- Fisik
Kematangan fisik yaitu dimana Kondisi tubuh yang mendukung proses pembelajaran. Kematangan fisik yang sehat dan baik mampu mendukung kemampuan belajar dan konsentrasi, serta mengurangi risiko gangguan kesehatan yang dapat menghambat proses belajar.
Secara keseluruhan, pemahaman tentang kematangan dan penerapan teori belajar behavioristik serta humanistik memberikan wawasan yang komprehensif tentang bagaimana individu belajar dan berkembang. Kematangan menjadi prasyarat penting untuk kedua pendekatan tersebut; tanpa kematangan yang memadai, baik metode behavioristik maupun humanistik mungkin tidak akan efektif. Oleh karena itu, pendidik perlu mempertimbangkan semua aspek ini untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi siswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI