Mohon tunggu...
PERAWATI
PERAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hobi saya adalah memasak dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Kognitif, Metakognitif, dan Pendekatan Konstruktivisme

8 November 2024   00:17 Diperbarui: 8 November 2024   00:46 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif menekankan proses mental yang terlibat dalam pembelajaran, seperti pengolahan informasi, penataan pengetahuan, dan reorganisasi perseptual. Teori belajar kognitif menekankan pada proses mental yang terjadi dalam pikiran manusia saat belajar. Menurut teori ini, pembelajaran adalah hasil dari kemampuan seseorang dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengambil informasi. Proses ini melibatkan pemahaman, pengingatan, dan penerapan pengetahuan baru berdasarkan apa yang sudah diketahui sebelumnya.

Implikasi Teori Belajar Kognitif dalam Proses Pengajaran dan Pembelajaran menurut Piaget yaitu:

  • Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekadar kepada hasilnya.
  • Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.
  • Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.
  • Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran.

 Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi mereka berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri. Dalam pembelajaran ini Siswa diberikan tugas untuk membuat proyek yang melibatkan riset, kolaborasi, dan pemecahan masalah.

Dalam pendekatan kontruktivisme Vygotsky mengemukakan empat prinsip pembelajaran, yaitu:

  • Pembelajaran sosial (social learning). Vygotsky menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial. Siswa belajar lebih efektif ketika mereka berkolaborasi dengan teman sebaya dan mendapatkan bimbingan dari orang dewasa atau guru yang lebih berpengalaman
  • Zone of proximal development (ZPD). Konsep ini merujuk pada jarak antara kemampuan aktual siswa dan potensi mereka ketika dibimbing oleh orang lain. Vygotsky berargumen bahwa pembelajaran paling efektif terjadi ketika siswa berada dalam ZPD, di mana mereka dapat menyelesaikan tugas dengan bantuan orang lain.
  • Masa magang kognitif (cognitif apprenticeship). suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan melalui interaksi dengan orang yang lebih berpengalaman, seperti guru atau mentor.
  • Pembelajaran termediasi (mediated learning). Vygostky menekankan pada scaffolding. Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah siswa.

Perkembangan Kognitif dan Metakognitif

Perkembangan kognitif

Perkembangan ini merujuk pada proses perubahan dan pertumbuhan dalam kemampuan berpikir, memahami, dan memecahkan masalah yang terjadi sepanjang hidup seseorang. Konsep ini sering dikaitkan dengan teori Jean Piaget, yang membagi perkembangan kognitif anak ke dalam empat tahapan:

  • Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, bayi belajar tentang dunia melalui indera dan tindakan motorik mereka. Mereka mengembangkan pemahaman tentang objek, termasuk konsep objek permanen, yaitu bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat.
  • Tahap Praoperasional (2-7 tahun): Anak mulai menggunakan bahasa dan simbol untuk mewakili objek dan peristiwa. Namun, pemikiran mereka masih egosentris dan tidak logis. Mereka belum mampu melakukan operasi mental yang kompleks.
  • Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak mulai berpikir secara logis tentang objek konkret. Mereka dapat memahami konsep konservasi (jumlah, volume) dan mulai mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara yang lebih terstruktur.
  • Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas): Pada tahap ini, remaja dapat berpikir secara abstrak dan hipotetis. Mereka mampu melakukan analisis logis tanpa bergantung pada objek fisik.

Perkembangan Metakognitif

Brown mendefinisikan metakognitif sebagai pengetahuan tentang kognisi seseorang yaitu pengetahuan dan bimbingan secara sadar seseorang pada proses kognitif mereka sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun