Sang istri dengan tenang tersenyum dan tidak memaki-maki wanita itu apalagi suaminya. Sang istri dengan tenangnya mengajak berbincang-bincang, sampai wanita itu merasa bersalah dan salah tingkah. Sang suami yang sibuk dengan kesalahan yang dia perbuat bermuka pucat pasi, bukan salah tingkah yang timbul melainkan tidak bisa berbuat apa-apa.
Sang istri pulang kembali kerumah bersama suami dan tidak ada ucapan yang berkenaan di hati mereka.
Sesampainya dirumah Sang Istri tidak melaporkan kejadian tersebut kepada konsultannya. Dia diam dan berisik didalam fikirannya. Sang istri tetap menjalankan tugasnya dengan baik namun ada yang kurang dari dirinya, yaitu senyuman.
Berbulan bulan sikapnya tidak berubah, Sang Suami merasa bosan dan muak. Suami bertanya kepada istrinya "Apa maumu?" (pertanyaan yang ditunggu-tunggu oleh sang istri) .
"CERAI..CERAI..CERAI.."(jawab lantang).
Suami berfikir panjang dan meminta kesempatan 1x.
Istri menolak " tidak ada kesempatan dalam setiap kesalahan yang didasari oleh kebodohan".
Sang suami bersih keras untuk meyakinkan istrinya mempertahankan rumah tangga. Sang istri berdoa kepada TUHAN untuk diberikan petunjuk. Karena dalam fikirannya sudah tidak ada kata damai.
Sang Konsultan piawai ini menunggu berita dari clientnya. Dengan akhir yang baik.
Seiring berjalan waktu sang istri memberikan kesempatan 1x untuk seumur hidup. Tuhan memberikan kesempatan dan kekuatan untuk suaminya melalui Sang istri.
Sang istri diberikan kejutan dari sang Suami melalui perubahan-perubahan yang semakin baik setiap harinya.
Kembalilah senyuman Indah Sang Istri.
- Disini saya menceritakan suatu kejadian yang menginpirasi kita semua, agar mencari TUHAN untuk segala persoalan yang kita hadapi. Karena sebaik-baiknya konsultan dan pemberi petunjuk hanya TUHAN.
- ketika kita tidak mampu memaafkan seseorang dengan segala keburukan diluar batasnya, kita butuh TUHAN untuk meminta kekuatan memaafkan seseorang. Karena TUHAN Maha Pemaaf, Penyayang, dan Pengasih.