Mohon tunggu...
Octa Fiani
Octa Fiani Mohon Tunggu... -

Penaku adalah Senyumku...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehidupan yang Gila

1 November 2016   13:26 Diperbarui: 1 November 2016   15:13 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa gerangan yang membuat diri ini "Gila". Sebuah ilusi kehidupan bahwa tindakan keberhasilan kita adalah dari tindakan kita yang "Gila". Mengungkapkan statement ini adalah hasil dari observasi saya tentang sebuah sudut pandang bagi mereka yang menyebutnya seorang enterpreneur. Mereka membuat statement "saya ini sudah Gila buat apa lagi belajar ? " Yah sudah lumrah profesi tersebut di zaman sekarang, yang congkak pada pemahaman ini. Namun sulit untuk mengenal Esensi nya sebuah Kemandirian ataupun Seorang Enterpreneurship sejati. 

Sebuah pendalaman pemahaman terhadap tindakan "Gila" harus disertai dengan dasar ilmu dan pengetahuan, agar tidak terjadi tindakan yang berlebihan. Buku Crazypreneurship berisi tentang Pemahaman tindakan "kegilaan", setiap orang bisa melihat seberapa jauh ia bertindak dengan tidak berpola dan berujung. Lelah seolah-olah kita yang sudah bertindak Gila-Gila namun hasil Nihil bahkan sampai merasakan putus asa. Semua retorika yang didapat hanya pelajaran semu yang tidak berpijak pada pemahaman yang baik, tentu akan menemukan sebuah kegagalan serta kelelahan. Disini lah Crazypreneurship ada untuk mereka dan siapapun yang perlu bertindak "Gila" harus dengan proses Belajar dan bukan proses Instan.

"Hidup memang tidak segila yang dipikirkan" ini adalah bagian dari Sub Judul pada buku Crazypreneurship menyusung nilai hidup yang begitu membuat kita Gila. Setiap kesuksesan akan menentukan keputusan yang kita ambil, bahkan kegagalanpun menentukan keputusan yang kita ambil namun tidak melalui proses yang matang. Segala naluri jiwa muda bisa membuat kita terjebak dalam proses gagal namun kita harus segera bangun dari kegagalan tersebut jangan kembali pada kegagalan atau pada proses dimana kita sudah meninggalkan keputusan yang lalu. Karena akan membuahkan hasil yang sama saja. Kejarlah Mimpi itu, dan Mimpi itu bukan harta. Mimpi itu adalah siapa dirimu, siapa kamu like to branding. Kenalkan diri mu ke khalayak orang diluar sana siapa dirimu, bukan apa yang kamu dapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun