Halnya dengan seorang penulis yang hanya mengeluarkan (menerbitkan) satu buku, baru dimuat di koran sekali-dua kali tapi narsis dan norak bingit dan baru sekali menjuarai perlombaan tetapi sudah menyombongkan diri. Berbeda dengan senior yang sudah berpengalaman di dunia tulis-menulis dan literasi tetapi tidak narsis, norak dan tidak menyombongkan diri ketika karya-karya dipublish. Aku pun yang sudah lama di dunia tulis-menulis dan literasi tidak seperti itu malah terus berkarya tidak puas hanya sesaat. Sebab, kepuasaan sesaat akan melumpuhkan kreativitas yang ada. Jumawa dan kesombonganlah yang lahir. Dan itu sangat disesalkan dan ironi jika terjadi.
Lalu apakah penulis harus seperti kura-kura? Tidak seperti ayam (betina) yang berkokok kencang sekali tetapi hanya mengeluarkan sebutir telur? Ma'af aku tidak menyamakan Anda seperti atau harus menjadi kura-kura atau ayam (betina). Aku hanya mengibaratkan saja. Haruskah (semestinya) kita belajar pada ayam (betina), piaraan kakakku itu? Silakan renungkan sendiri. Selamat berkarya dan beraktivitas.[]03022014
-Berkomentarlah dengan bijak. Setelah itu voted!"
-Menulis Hingga Hayat-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H