KRL yang sudah beroperasi (tebe)
Hari ini adalah hari Kedua pasca kecelakaan KRL menabrak truk tanki BBM terjadi di pelintasan kereta Bintaro pada medio, 09 Desember 2013. Hari ini (11/12) saya melakukan kembali mengabadikan serta melakukan reportase (liputan) di TKP (Tempat Kejadian Peristiwa) di pelintasan kereta yang menghubungkan antara Bintaro Permai dan Bintaro Jaya. Tepatnya di Jalan Swadaya RT.07/02 dan RT.05/02, Bintaro Pasar, Pesanggrahan. Tetapi pasca kecelakaan KRL menabrak truk tanki BBM terjadi di pelintasan kereta Bintaro toh masih tetap saja ramai dikunjungi oleh para warga yang ingin menyaksikan TKP. Apalagi bagi yang belum menyaksikan TKP peristiwa terjadi.
Dengan membawa hape kamera dan tas gendong (yang berisikan pulpen, notes dan laptop) saya pun langsung menuju TKP. Padahal saat itu saya baru pulang kerja (mengajar). Saya menuju ke TKP dengan menggunakan via angkot walau kemacetan masih tetap terjadi. Seperti biasa yang sudah menjadi pemandangan setiap hari saya lalui terlebih dengan adanya peristiwa kecelakaan KRL menabrak truk tanki BBM terjadi di pelintasan kereta Bintaro makin macet.
Pukul 14. 30 saya pun tiba di TKP. Tepatnya di bahu pelintasan rel kereta api Bintaro dimana peristiwa yang mengerikan dan memilukan itu terjadi. Saya pun langsung turun ke lokasi. Langsung jeprat-jepret keadaan dan suasana pasca kecelakaan KRL menabrak tanki truk BBM. Walau masih tercium bau bensin yang menyengat di hidung saya saat itu. Tetapi saya tidak menghiraukan hal itu. Saya terus mengabadikan dan juga melakukan liputan.
Di sana saya melihat di sana sudah banyak para kuli-galian yang sedang memperbaiki pelintasan rel kereta dengan hati-hati. Karena pelintasan itu sudah dioperasikan kembali semestinya. Baik itu KRL, kereta barang maupun kereta batu bara masih berjalan perlahan-lahan. Sehingga saya bisa melihat keadaan KRL dari dalam yang masih terlihat sepi penumpang. Maklum saya melihat ke dalam KRL itu sebab saya ada di bahu pelintasan kereta sekali. Jadi dengan begitu saya bisa mengetahui keadaan sebenarnya di dalam (gerbong) KRL terutama KRL khusus Perempuan masih sangat sepi penumpang. Entah apa karena peristiwa Kedua pasca kecelakaan KRL menabrak truk tanki BBM terjadi di pelintasan kereta Bintaro pada medio, 09 Desember 2013, mereka merasa khawatir menaiki KRL kembali. Saya tak tahu hal itu. Karena saya melihat keadaan di pelintasan kereta Bintaro saat itu sudah dapat digunakan kembali dengan baik.
Ternyata di tempat lokasi TKP berada bukan saya saja yang mengabadikan dan meliput pasca kecelakaan KRL menabrak truk tanki BBM terjadi di pelintasan kereta Bintaro itu. Ada pula para jurnalis televisi baik dari TV One maupun Metro TV yang masih mengupdate dan meliput lokasi TKP dengan begitu luwes dan cekatan. Pun dengan warga setempat yang masih ramai menonton dan menyaksikan lokasi TKP. Ada yang yang memotret dan ada juga yang membuat video. Apalagi bagi yang belum menyaksikan peristiwa di lokasi TKP. Tentu ingin sekali melihat dan mengabadikannya.
Namun saat sedang asyik mengabadikan dan meliput lokasi TKP saya mendapatkan teman bicara dari salah satu warga setempat yang sedang mengabadikan serta membuat video pula. Ternyata dari lokasi TKP dengan tempat tinggalnya tak jauh dari peristiwa yang sangat mengenaskan dan memiriskan itu. Akhirnya saya dengan terjalin sebuah percakapan yang membuat sangat terkejut pula ketika mendengarnya.
"Sebelum kejadian KRL menabrak truk tanki BBM adik saya sedang memperbaiki motornya di bengkel motor yang dekat dari pelintasan. Namun bersyukur adik saya tidak terjadi apa-apa. Padahal hanya beberapa menit peristiwa itu terjadi. Adik saya sudah meninggalkan bengkel motor itu. Jika ia masih ada di sana tentu adik saya menjadi salah satu korbannya yang terkena cipratan bensin truk tanki itu," ucap Hafiz (22) saat memberitahukan pada saya sebelum peristiwa itu terjadi. Saya yang mendengarnya hanya diam saja. Walau dalam hati saya cukup prihatin dengan peristiwa yang hampir akan menelan adiknya menjadi korban peristiwa itu.
Bukan hanya itu saja yang menjadi menjadi korban dan dampak yang ditimbulkan dari pasca kecelakaan KRL menabrak truk tanki BBM terjadi di pelintasan kereta Bintaro itu. Di sekeliling pelintasan kereta itu pun sangat memiriskan. Ada sebagian toko yang rusak dan gosong kebakar. Serta pepohonan yang ada di areal pelintasan kereta itu pun ikut kecipratan bensin atau terkena kobaran si jago merah. Ada yang mati maupun yang kekeringan sampai daun-daunnya rapuh dan kering. Andai hal itu terjadi pada sanak-saudara kita tentu tak akan sanggup menerima hal itu. Tetapi sebagai manusia kita hanya patut menerima takdir maupun kehendakNya yang terjadi agar tetap lebih menerima dengan legowo dan ikhlas.
[caption id="attachment_308005" align="aligncenter" width="417" caption="Toko dan pepohonan yang menjadi korban cipratan bensin atau kobaran api (tebe)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H