Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Etiskah Pasangan Kita Kepo Tentang Partai/Caleg yang Kita Pilih?

27 Februari 2014   03:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Etiskah Pasangan Kita Kepo Tentang Partai/Caleg yang Kita Pilih?

Mungkin bagi kita yang sudah berkeluarga, bersuami-istri, atau masih tahap pacaran maupun yang sedang dimabuk cinta terkadang menganggap dunia ini adalah milik mereka berdua. Yang lain? Dianggapnya ngontrak maupun menyewa tempat. Dan itulah yang terjadi! Lebay atau tidak itulah faktanya.

Tetapi tidak disadari saat-saat seperti itu terkadang pasangan kita lupa diri. Semakin sudah tahu luar-dalam, jelek-buruknya maupun mengetahui masing-masing karakter. Sering mengalami atau terjadi seperti ini.

Salah satunya kepo tentang partai/caleg yang akan kita pilih. Inilah yang juga dialami rekan kerja saya di suatu siang hari di kantin sekolah beberap hari lalu Saat itu di kantin sekolah kami berdua cerita tentang Pemilu yang tahun dan akan datang. Mengenai partai/caleg apa yang dipilih. Tetapi saya tidak menanyakan hal itu. Rekan kerja saya membicarakan tentang istrinya sering kali bertanya partai yang dipilih atau akan dipilih. Padahal rekan kerja saya itu enggan sekali memberitahukannya. Sebut saja rekan kerja saya itu bernama Roshan, ia membicarakan tentang istrinya yang selalu kepo tentang partai/caleg yang dipilihnya.

“Sebenarnya etis tidak ya kalau pasangan kita menanyakan partai yang kita pilih?” Tanyanya agak enggan untuk bicara.

Saya pun menyimak ucapannya baik-baik.

“Lho memang kenpa?” Tanya saya

“Ya, risih juga ditanya seperti itu. Walau kita sudah bersuam-istri. Tetapi memilih partai akan itu hak prerogatif seseorang Tak boleh diketahui. Atau, ditanya pilih apa!” serunya.

Saya pun tersenyum.

“Seharusnya sih menurut saya lebih baik ya kita saling percaya dengan pilihan kita masing-masing. Karena hak memilih partai atau apapun sudah merupakan hak perorangan. Tak perlu diketahui maupun mengetahui apa yang dipilih,” ucap saya sok bijak. Padahal saya belum menikah. Haha. Tapi tak apalah ketimbang rekan kerja saya itu tak ada teman diskusi.

Akhirnya saya jawab dengan opini pribadi saya dan juga membaca sumber-sumber yang ada. Dan rekar kerja saya itu pun puas dengan apa yang saya sampaikan.

Ya, sebenarnya etis atau tidak pasangan kita mengetahui partai/caleg yang kita pilih itu sah-sah dan tidak ada huku tertulis untuk tidak memperbolehkan meberitahukan. Tetapi menurut saya baiknya sih lebih saling menjaga kepercayaan dan menghargai hak memilih satu dengan yang lainnya. Tanpa diketahui dan diberitahukan pada orang lain. Pun dengan pasangan kita sendiri. Walau nanti pasangan kita cemberut dan bête. Tetapi kalau kita bias mencari jalan satu-satunya yang terbaik tak ada lselain memberikan sebuah penjelasannya dengan kepala dingin kepada pasang kita, Tetapi memberikan penjelasannya itu ya paling mutakhir ya sambil makan malam, nonton film bareng dan juga window shopping pasti pasang kita menerima penjelasan kita. Kalau akhirnya kantong kita kempes jadinya! Kalau tidak mau juga dengan bujuk rayu seperti itu? Hmm…, ya jangan tanya saya lebih lanjut. Karena saya sendiri saja belum menikah. Hehe. []26022014

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun