Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berkicau Bersama Angin Pagi di Pucuk Bunga Matahari

26 April 2014   14:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berkicau Bersama Angin Pagi di Pucuk Bunga Matahari



kau pasti akan bertanya

sedang apa aku pagi ini?

saat burungburung berkicau di dahan

mengabarkan hari sudah pagi

aku di sini sedang menunggu angin pagi

yang bekesiur melambaikan pucuk bunga matahari

agar kubisa menentukan pagi ini

kalau aku sedang menunggu kekasih

lalu kuucapkan : SELAMAT PAGI HAI KEKASIH!

di sini aku selalu menanti

halnya bunga matahari menanti

gerak langkah dimana sang fajar terbit dan terbenam

dan aku pasti ada di sana

sedang menunggu kehadiran kau!

26042014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun