Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Odos # 8: Mama di Sekolahku Ada Preman Ciliknya!

6 Mei 2014   06:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mama di Sekolahku Ada Preman Ciliknya!

Meninggalnya Renggo Khadafi (11) yang masih duduk di bangku kelas V, di SDN 09 Pagi Makasar, Jakarta Timur karena ulah dari kakak kelasnya (kelas VI) itu akhirnya menorehkan luka mendalam. Baik khususnya kedua orangtua Renggo.

Akhirnya, Renggo meninggal di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada medio, Minggu (4/5). Lalu di makamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Asem, Makasar, Jakarta Timur

Ternyata meninggalnya Renggo bermula saat korban tanpa sengaja menyenggol tubuh seorang murid kelas VI, kakak kelasnya itu. Sehingga senggolan tersebut membuat minuman yang dipegangnya itu jatuh lalu terkena kakak kelasnya. Dan itulah awal dari petaka yang sangat tragis yang diterima oleh anak betubuh tambun itu hingga akhirnya menghembuskan nafasnya.

Lalu dalam hal ini apakah kita menyalahkan mereka berdua, baik dari pihak yang menjadi korban maupun tersangka?

Tentunya, saya sebagai pemerhati pendidikan dan mencintai dunia anak-anak. Seperti tidak relevan dan adil jika tersangka dijebloskan ke hotel prodeo. Nyata-nyata mereka, khususnya tersangka kakak kelas dari Renggo masih di bawah umur. Masih sangat belia.

Padahal saat peristiwa itu terjadi masih di sekitar di sekolah. Ruang kelas Renggo menjadi korban berada di antara ruang kelas dan ruang kepala sekolah. Jarak dengan kantor kepala sekolah, hanya berbatas tembok.

Aneh, bukan? Dalam peristiwa itu tak satu pun dari pihak sekolah mengetahuinya. Itulah yang sungguh membuat ironisnya peristiwa itu terjadi. Entahlah.

Kalau sudah begitu haruskah peristiwa itu kembali terulang? Jika keamanan di sekolah belum tentu terjamin. Perlukah pengawasan yang lebih ekstra lagi di dalam sekolah? Padahal kita baru saja mengalami tercorengnya dunia pendidikan dengan kasus pedofilia di JIS (Jakarta International School) belum lama ini.

Saya harap hal ini dari kedua peristiwa tersebut tidak lagi menjadi momok bagi para siswa khususnya di jenjang TK dan SD yang masih sangat belia. Harus menerima kekerasan yang sepatutnya tidak alaminya.Masih perlu kasih sayang dan menjaganya. Apalagi kekerasan khususnya yang daialmi Renggo sebagai korban tak pantas dilakukan layaknya seperti preman,

Sehingga kata-kata seperti ini tak terucap dari bibir mereka. Anak-anak didik yang sangat masih belia dan masih butuh kasih sayang kedua orangtua mereka.

"Mama ada preman cilik di sekolahku!"[]05052014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun