Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

ODOS #11 : Main Bajak

7 Mei 2014   17:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Main Bajak

Sebelum saya lebih lanjut menuliskan ODOS (One Day One Story) kali ini terlebih dahulu saya ingin bertanya kepada Anda semua.

Apa yang ada dipikiran Anda tentang judul di atas?

Benar! Bajak sawah, bajak penumpang, bajak lagu dan film serta bajak tulisan orang. Seperti ODOS yang akan saya tengahkan sekarang ini.

Menurut Wikipedia Bebas, bajak  merupakan sebuah alat di bidang pertanian yang digunakan untuk menggemburkan tanah sebelum melakukan penanaman dan penaburan benih, juga merupakan salah satu alat paling sederhana dan berguna dalam sejarah. Dan itulah pengertian sesungguhnya jika Anda ingin mengetahuinya lebih umum.

Tetapi dalam tulisan ini saya menjelaskan dalam bentuk konotasi yang mengarah pada bajak, membajak dan pembajakan. Salah satunya dalam bajak, membajak dan pembajakan tulisan di dalam ranah dunia tulis menulis dan literasi.Itulah fakta dan realitasnya sering terjadi di tanah air ini.

Bicara tentang bajak, membajak dan pembajakan tulisan di dunia tulis menulis dan literasi saya jadi teringat dan pernah mengalami tulisan saya pernah dilakukan oleh oknum. Dimana tulisan-tulisan saya yang ada di blogg pribadi dan di portal online yang gratis pernah dibajak seluruhnya. Satu judul. Dan tulisan itu di posting di blogg si oknum tanpa memberikan keterangan nara sumber dan mencantumkan nama penulis. Nyata-nyata sudah itu tulisan saya ketika saya iseng-iseng browsing dengan key word tulisan saya. Ternyata.....BENAR! Itu tulisan saya!

Lalu apa tindakan saya saat itu?

Saat itu saya langsung menegurnya baik-baik si oknum. Saya tanya darimana dapat tulisan itu? Kenapa tidak memberi sumbernya dan mencantumkan penulisnya? Begitu saya tanyakan kepada oknum yang membajak tulisan saya.

Apa jawabannya kala itu?

Si oknum akhirnya menyadari kesalahannya. Saya pun senang karena oknum tersebut mengakui kesalahannya! Akhirnya oknum itu mencantumi nara sumbernya. Nama  si penulis dalam tulisan yang dibajaknya itu. Tak lain tulisan saya yang dibajak.

Itulah yang terjadi! Di dunia maya (online) memang sangat rawan dengan yang namanya pembajakan, plagiat bahkan menjiplak seutuhnya. Jadi kalau ada diantara tulisan Anda ada yang dibajak, diplagiat dan dijiplak. Tidak usah terlalu terburu-buru melaporkan ke pihak wajib segala. Apalagi sampai dibilang mengambil karya intelektual orang lain. Sebab, sudah saya katakan di dunia maya (online) apapun bisa terjadi! Jadi sudah mahfum bila hal itu terjadi yang membuat kita gemas pada si oknum tersebut yang melakukan pembajakan.

Maka dari itu semua berbalik pada kita apakah harus dihadapi dengan hati yang panas sampai kepala keluar asap? Saya rasa tidak perlu! Toh, nantinya si pembaca juga tahu mana tulisan hasil bajakan, plagiat dan menjiplak. Karena yang lebih mengetahui (lebih) itu bukan si Penulisnya melainkan Pembaca! Percayalah itu.

Halnya yang dikatakan T.S. Eliot dalam ungkapan bijaknya. "Penulis yang masih muda, meniru. Penulis yang sudah berpengalaman, mencuri ide.""[]07052014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun