Mohon tunggu...
Tebe Tebe
Tebe Tebe Mohon Tunggu... lainnya -

"Hidup itu....Tuhan yang menentukan. Kita yang menjalaninya. Dan orang lain yang mengomentari (kepo)." (tebe)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

ODOS # 25 : Yang Buta Matanya Bukan Hatinya!

17 Mei 2014   06:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Usai meninggalkan bapak tuna netra itu saya dan teman saya serta anaknya kembali ke rumah. Lalu ketika tiba di rumah, teman saya itu memberitahukan saya kembali.

"Bapak bapak yang tadi buta lho? Tapi kenapa ia bisa tahu, ya?" pancing teman saya untuk dijadikan bahan diskusi dan intropeksi.



"Mungkin hanya rabun saja kali," jawab saya singkat.



"Bapak itu buta dari sejak kecil. Dan kenapa ia tahu warna tembok yang baru dicat tadi. Karena hatinya tidak buta dan intuisi tetap tajam. Semua itu karena kekuasaanNya juga."


Saya pun mengiyakan ucapan teman saya saat itu. Saya jadikan renungan dan bahan pembelajaran kehidupan. Apalagi teman saya itu secara tidak langsung memberikan saya ilmu. Ilmu yang orang sering orang lupa pada ciptaanNya. Punya hati tapi buta untuk peka dan empati.

Sore itu sepulang dari bakda ashar rintik rintik rinai pun turun. Untung kami sudah sampai di rumah. Tinggallah menekuri pelajaran kehidupan yang tadi saya terima.[]15052014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun