Permasalahannya sekarang, saat musim hujan lalu pemerintah dan rakyat tidak menggunakan potensi curah hujan dan mengalihkannya sebagai cadangan air tanah. Seakan-akan pemerintah dan rakyat terbuai dengan hasil panen musim hujan lalu dan tidak melihat prospek ke depannya baik ancaman maupun potensi yang bisa terjadi. Ditambah lagi fasilitas untuk menyimpan air tanah tidak ada, pohon sekitar sungai ditebang, tanah resapan hilang, bendungan jebol, dan sistem perairan air bawah tanah yang cacat seperti di Bali – cadangan air tanah di Bali berada minus 20%. Sehingga ketika musim kering datang dan hujan tidak turun berbulan-bulan, mereka tidak punya cadangan air dan kelabakan ketika air mereka habis. Padahal bila mereka menyimpan air ketika musim hujan, mereka akan memiliki air untuk mengatasi kekeringan.
Selain itu, pemerintah di bawah Jokowi saat ini lebih melihat potensi kelautan atau maritim Indonesia. Ya memang Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia, namun di lain pihak Indonesia juga salah satu negara agraris terbesar terutama di Asia Timur dan Tenggara. Kebanyakan rakyat Indonesia bekerja sebagai petani dan bahkan Indonesia merupakan Lumbung Padi Asia Tenggara bersama Thailand. Sayangnya saat ini bisa dikatakan Indonesia lebih condong ke maritim atau potensi laut daripada kepentingan agraris. Maka dari itu, kepentingan-kepentingan agraris seperti masalah kekeringan, kemudian kurangnya tanah resapan, jalur irigasi, sumur air tanah, dan penyebaran potensi pertanian menjadi terbengkalai. Kalah oleh kepentingan-kepentingan maritim yang menjadi poros utama pemerintahan Jokowi.
[caption caption="Keprihatinan - Petani merasa keterlibatan Presiden Jokowi menunjukkan bila pemerintah peduli terhadap kesejahteraan rakyat."]
Dengarlah hai Jokowi dan para menteri kepada seruan penulis satu ini. Perbaikilah bendungan dan waduk, tatalah kembali sistem perairan bawah tanah terutama di Bali, tanamlah kembali pohon-pohon terutama tanaman tadah hujan, serta rapikanlah pemukiman sehingga tanah resapan mampu menyimpan cadangan air tanah. Indonesia butuh air, Indonesia di sini bukanlah Jakarta yang tiap tahunnya selalu membludak airnya – banjir. Bolehlah kau jadikan Indonesia menjadi poros maritim dunia, negara kelautan, tapi jangan lupakanlah air yang ada di darat. Rakyatmu sekarang perlu air yang bisa diminum, air tawar untuk sawah mereka. Tanggunglangilah kekeringan dan cegahlah sehingga tidak terjadi lagi di tanah air kita. Seimbangkanlah semua kepentingan. Marilah jadikan ulang tahun Indonesia yang ke 70 sebuah jajakan baru dalam memperkuat bangsa di semua sektor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H