Mohon tunggu...
Fepri Septian Widjaya
Fepri Septian Widjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Kranggan, Bekasi. Prodi: Public Relations. NIM: 44219210013. Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak.

Mahasiswa Universitas Mercu Buana Kranggan, Bekasi. Prodi: Public Relations. NIM: 44219210013. Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K14_Pemikiran Anthony Giddens

22 Juni 2022   20:52 Diperbarui: 22 Juni 2022   21:00 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
  • Agen dan Agensi

Monitoring refleksif atas tindakan merupakan unsur tetap dari tindakan keseharian yang melibatkan perilaku individu dan perilaku individu yang lain. Agensi berkaitan dengan kejadian-kejadian yang memang melibatkan individu sebagai pelaku. Dalam artian bahwa pelaku dapat bertindak berbeda dalam setiap fase apapun dalam suatu urutan tindakan (Giddens, 2010). 

Agensi melibatkan diri lebih jauh pada konsekuensi tindakan tidak disengaja, berbeda dengan monitoring secara refleksif serta rasionalisasi tindakan yang dijelaskan sebagai tindakan kesengajaan. Konsekuensi tidak disengaja dari tindakan tersebut, menurut Giddens membentuk kondisi-kondisi terkenali dari tindakan selanjutnya dalam satu siklus (perputaran kausal) umpan balik non-refleksif. 

Konsekuensi-konsekuensi tidak sengaha tersebut juga secar rutin disebarluaskan sebagai hal yang burut dari perilaku rutin yang secara refleksif dipertahankan oleh pelakunya. Secara sederhana, hal ini dipahami bahwa setiap tindakan sosial tentu melahirkan konsekunsi-konsekuensi baik disengaja maupun tidak disengaja yang seluruhnya dirutinisasi dalam waktu dan ruang sosial.

  • Agensi dan Kekuasaan

Agensi dan kekuasaan memiliki hubungan logis karena mengandaikan seorang agen harus mampu menggunakan sederet kekuasaan kausal termasuk untuk memengaruhi kekuasan-kekuasaan yang dijalankan oleh orang lain (Giddens, 2010). Dalam agensi, kekuasaan lebih besar berada pada agen, karena agen memiliki kemampuan untuk menciptakan pertentangan dalam kehidupan sosial, bahkan agen juga tidak akan ada artinya tanpa kekuasaan. 

Sederhanya adalah aktor berhenti menjadi agen apabila ia kehilangan kemampuan untuk menciptakan pertentangan (Ritzer dan Goodman, 2005). Agensi dan kekuasaan berlangsung secar dialektis dalam keseluruhan interaksi sosial tanpa sebuah dominasi, melainkan kondisi ketergantungan.

  • Struktur dan Strukturisasi

Dalam penjelasannya, Giddens memberikan pemahaman mengenai struktur, sistem dan strukturisasi secara berbeda dengan kaum strukturalis. Struktur dijelaskan sebagai seperangkat relasi transformasi, terorganisasi sebagai kelengkapan dari sistem sosial. Sedangkan sistem merupakan relasi yang direproduksi diantara para aktor yang terorganisasi sebagai praktik-praktik sosial reguler. 

Terkahir adalah strukturisasi yaitu kondisi yang mengatur keterulangan atau transformasi struktur-struktur. Proses analisis strutkrisasi adalah mempelajari tentang bagaimana suatu sistem tertanam dalam aktivitas tertentu yang berpegang pada aturan dalam ragam konteks tindakan, yang diproduksi dan direproduksi dalam interaksi.

Dokpri
Dokpri
  • Dualitas Struktur

Agen dan struktur bukanlah dua fenomena yang terpisah atau dualisme, melainkan mewakili dualitas. Menurut Giddens, kelengkapan-kelengkapan struktural dari sistem sosial yang ada adalah sarana sekaligus hasil dari praktik sosial yang terorganisasi secara baik. Dualitas struktur merupakan landasan utama bagi keterulangan-keterulangan dalam reproduksi sosial di sepanjang ruang dan waktu (Giddens, 2010).

  • Bentuk-Bentuk Institusi

Giddens menjelaskan bahwa institusi berkaitan dengan kekuasaan dan struktur, berikut ini adalah tiga dimensi struktural yaitu signifikasi, dominasi dan legitimasi. Struktur penandaan (signification) menjelaskan bahwa dalam proses komunikasi, seseorang tentu membutuhkan sistem tanda dan bingkai interpretasi seperti tata simbol, bahasa dan penanda lainnya, sehingga struktur signifikasi tersebut ada. Selanjutnya adalah struktur penguasaan (domination) yang dijelaskan bahwa seorang agen tentu harus mendapatkan atau mempraktikan kekuasaan, sehingga membutuhkan mobilisasi dua struktur dominasi sebagai fasilitasnya. Terakhir adalah struktur legitimasi (legitimation) yaitu memberlakukan sebuah sanksi terhadap seseorang tentu membutuhkan saran legitimasi berupa norma atau peraturan (lembaga hukum/tata hukum).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun