B. Mengapa Korupsi Dapat Terjadi?
Korupsi dipahami sebagai tindakan sosial, tindakan sosial dapat terjadi disepanjang ruang serta waktu, terjadi bukan karena paksaan struktur serta waktu dan bukan pula karena kesadaran agen semata-mata.Â
Giddens berpendapat bahwa agen dan struktur yang ada terintegrasi didalam praktik sosial (Ritzer dan Goodman, 2005). Melalui praktik sosial tersebut, para agen memproduksi kondisi-kondisi yang memungkinkan keberadaan terhadap aktivitas-aktivitas mereka, cara tersebut dilakukan guna mengungkapkan diri sebagai aktor (Giddens, 2010). Sehingga, tindakan sosial yang dilakukan tidak dilahirkan melalui paksaan struktur dan kesadaran aktor, melainkan melalui praktik sosial yang terjadi secar terus menerus.
Praktik sosial yang terjadi secara terus menerus ini diasumsikan sebagai reflektivitas tindakan, seperti halnya arus kesadaran. Giddens dalam hal ini membedakan dua jenis kesadaran yang mendasari tindakan aktor, yaitu kesadaran diskursif dan kesadaran praktis (Rochman, 2015).Â
Kesadaran diskursif dipahami sebagai kemampuan individu dalam melukiskan tindakan melalui kata-kata, sedangkan kesadaran praktis dipahami sebagai tindakan yang dianggap benar oleh aktor tanpa mampu mengungkapkannya melalui kata-kata.Â
Kesadaran diskursif ini berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh aktor, namun dalam kesadaran praktis berkaitan dengan rutinitas kehidupan sosial aktor tersebut.Â
Pada realitasnya, kesadaran diskursif ini juga tidak selalu dapat diakses secara langsung oleh kesadaran para aktor dalam proses interaksi sosial karena lebih banyak bertindak berdasarkan kesadaran praktis yang inheren dalam kehidupan sosial aktor tersebut.Â
Atas dasar tersebut, batasan antara kesadaran diskursif dan praktis bergerak secara dinamis sehingga ontologi ruang-waktu sebagai penentu praktik sosial menjadi konsepsi mendasar dalam strukturisasi.
C. Bagaimana Pencegahan Korupsi dalam Teori Strukturisasi?
Teori strukturisasi yang dikembangkan oleh Anthony Giddens membangun model stratifikasi yang melibatkan monitoring refleksif, rasionalisasi tindakan serta motivasi tindakan sebagai sebuah rangkaian yang saling melekat. Model ini beroperasi dalam lima unsur teori strukturisasi yaitu sebagai berikut (Sturrock, 2014):