Mohon tunggu...
Fepri Septian Widjaya
Fepri Septian Widjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Kranggan, Bekasi. Prodi: Public Relations. NIM: 44219210013. Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak.

Mahasiswa Universitas Mercu Buana Kranggan, Bekasi. Prodi: Public Relations. NIM: 44219210013. Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

TB2: Episteme Criminal Law pada Kejahatan Manusia

26 Mei 2022   06:20 Diperbarui: 26 Mei 2022   06:40 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencius yang memiliki pandangan mengenai manusia juga memiliki pendapat yang sama terhadap sebuah negara, karena menurutnya negara haruslah menjadi lembaga pengembang moral bagi masyarakat karena hal tersebut akan menumbuhkan hal-hal baik sehingga masyarkat dapat memahami hakekat manusia serta moralitas di masyarakat tumbuh secara optimal. Melalui konteks tersebut Meng Zi juga memandang penguasa sebagai pemimpin moral sebuah negara, karena kewajiban yang dibebankan untuk menumbuhkan moralitas di masyarakat melalui sistem kepemimpinannya dan kebijakan yang dibuat menjadikan penguasa menjadi contoh bagi masyarakatnya. Oleh karena tersebut, salah satu jalan yang enting untuk dilakukan oleh seorang penguasa adalah bertindak bijaksana. Mancius memiliki dua pandangan terkait jenis pemerintahan, yaitu sebagai berikut:

  • Pemerintahan yang dapat merebut hati rakyat, pemerintahan jenis ini bisa dibangun dengan proses pemilihan raja dilakukan oleh rakyat. Artinya kepentingan rakyat ditekankan dalam jenis pemerintahan ini.
  • Pemerintahan yang diperoleh melalui jalan kekerasan, dalam sistem ini dijelaskan bahwa sistem yang dilakukan oleh pemerintahan adalah diktator, artinya pemerintah melakukan tekanan-tekanan kepada masyarakat, membatasi kebebasan serta gerak hidup masyarakat didalam sistem sebuah negara. Hal ini disimpulkan oleh Meng Zi karena di China dalam sejarahnya selalu melakukan kekerasan apabila berganti dinasti.

Pandangan ini berbeda dengan konfusius karena mengalami pengembangan yang dilakukan oleh Meng Zi, dimana pandangan konfusius lebih banyak menempatkan rakyat sebagai objek kekuasaan, namun Mencius memandang bahwa rakyat merupakan unsur terpenting dari sebuah negara meskipun rakyat dalam hal ini tetaplah memiliki kedudukan sebagai pihak yang diatur dan dikuasai oleh penguasa, namun perbedaannya adalah rakyat memiliki hak untuk mengontrol penguasanya. Dalam pandangan konfusius raja memanglah harus bertindak sebagai raja namun dalam mencius memandang bahwa rakyat juga memiliki hak untuk melakukan revolusi kepada penguasanya bahkan apabila terjadi pembunuhan terhadap penguasa yang dilakukan oleh rakyat karena melakukan proses revolusi, alasan yang digunakan tidak lagi bukan lagi pembunuhan terhadap seorang penguasa, alasan yang digunakan adalah pembunuhan terhadap seorang manusia biasa, karena apabila seorang raja tidak bersikap selayaknya raja, maka dia bukan lagi seorang raja.

Mancius sebagai seorang filsuf di China sering bersinggungan dengan raja, hal ini dikarenakan banyak pola pikirnya yang disampaikan kepada raja. Meng Zi menekankan dalam pemikirannya terhadap pemerintah adalah rakyat sebagai komponen paling penting dari tiap negara dan bukan penguasa. Hal tersebut berdasar memang, karena menurut Meng Zi, penguasa memiliki kewajiban untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya, artinya penguasa harus memberikan rakyat penuntun moral dan kondisi yang layak untuk menjalankan hidup.

Meng Zi juga berpendapat bahwa kekuasaan yang dijalani oleh seorang Raja adalah dari Langit, tetapi apabila seorang raja mengabaikan kesejahteraan rakyatnya maka akan kehilangan mandat dari langit dan mengkhianati langit sehingga sangat pantas untuk ditumbangkan, atau dengan kata lain langit melihat seperti rakyat melihat dan langit mendengar seperti rakyat mendengar.

Nasihat Meng Zi ini memang sangat berpengaruh bagi kepemimpinan Raja pada masa itu, dan sangat didukung oleh rakyat China pada masa itu karena banyaknya pertumpahan darah antar dinasti dan kejahatan yang terjadi menjadikan pemikiran Meng Zi terkait moralitas penguasa menjadi poin penting karena berhubungan dengan masyarakat yang dipimpinnya karena menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga dapat disimpulkan seorang pemimpin adalah mandat yang diberikan kepada rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat pula.

  • Kemanusiaan (Jen) Sebagai Dasar Pemerintahan

Hal ini adalah yang paling dasar yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan sesuatu dengan pemikiran kemanusiaan (Jen), sehingga Meng Zi menyampaikan pendapat bahwa rakyat harus memilih penguasa yang memiliki sifat kemanusiaan yaitu manusia memiliki keutamaan moral yang tertanam dalam dirinya atau watak sejati manusia (Xing), yaitu cinta kasih (Ren), kebenaran (Yi), kesusilaan (Li) dan bijaksana (Ti) dan dapat dipercaya (Xin) (Yu-Lan, 2010). Sehingga dalam proses menjalankan kekuasaannya murni atas dasar dorongan kemanusiaan yang ada dalam dirinya dan bukan merupakan tekanan-tekanan dari luar sehingga mempengaruhi dalam proses keputusan penguasa yang pada akhirnya berdampak kepada rakyat. Sesuai dengan pendapatnya mengenai kodrat manusia adalah baik, maka seorang penguasa apabila memahami dan menjalankan prinsip keutamaan moral tersebut maka segala tindak kejahatan serta dapat memberikan penyebaran pemahaman kemanusiaan ini secara luas kepada rakyatnya (Richards, 2013).

  • Ekonomi

Meng Zi juga menyinggung bagaimana kebijakan ekonomi dapat mempengaruhi rakyat dan penguasa karena ekonomi yang dikaitkan oleh Meng Zi adalah dengan etika, hal tersebut dicontohkan dengan rakyat yang lapar tentu tidak akan peduli dan sulit diharapkan untuk menjunjung tinggi etika dan bermoral karena pemenuhan bidang primernya belum terpenuhi. Hal tersebut juga menjadi dasar Meng Zi menjelaskan bahwa kesibukan manusia dalam pemenuhan hasrat material seperti kekuasaan, seksualitas, harta dan lain sebagainya yang seringkali menjauhkan manusia pada kecenderungan berbuat baik. Hal tersebut tentu tidak dapat dilihat melalui satu sudut pandang saja, berkaitan dengan moralitas tentu harus diawali oleh kesejahteraan ekonomi.

  • Pendidikan

Mencius dalam pemikirannya tentang manusia dan politik juga banyak bersinggungan dengan hal-hal lain salah satunya adalah pendidikan. Meng Zi berpendapat bahwa pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu negara dan erat kaitannya mengenai kecerdasan serta moralitas dalam kehidupan bermasyarakat karena dengan pendidikan yang baik maka dapat menekan kejahatan yang ada diri manusia karena proses penanam diri mengenai kodrat manusia sudah disebarluaskan melalui pendidikan ini. Di sisi lain, majunya tingkat kecerdasan dan moral suatu masyarakat juga akan menciptakan iklim yang senantiasa menuntut keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran, serta mengusahakannya sepenuh tenaga dengan solidaritas yang tinggi. Secara individu proses ini juga memiliki dampak yaitu menghindarkan kejahatan yang dapat terjadi karena pengaruh lingkungan sosial. Meng Zi juga menjelaskan bahwa pendidikan juga memiliki tujuan, adapun tujuan pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Memelihara kodrat manusia bahwasanya manusia pada dasarnya adalah baik.
  • Memupuk nilai-nilai moral kepada rakyat.
  • Pendidikan akan membuat generasi muda cerdas secara intelektual dan dapat menguasai ilmu pengetahuan serta berbagai keahlian dalam sebuah profesi.
  • Pendidikan melahirkan manusia yang mulia, bahkan Meng Zi berpendapat bahwa seorang manusia haruslah memiliki hati kanak-kanak yaitu ketulusan dalam melakukan sesuatu sekalipun ia telah beranjak tua. Maksud dari pendapat tersebut adalah, seseorang haruslah bertindak berdassrkan pertimbangan-pertimbangan moral dan apa yang dilakukannya selalu berkaitan dengan watak serta kepribadiannya sendiri dan bukan atas dasar pertimbangan untung-rugi maupun atas desakan dari luar.

Pendidikan dalam pandangan mencius juga dilakukan untuk perbaikan moral, berikut ini adalah cara yang dilakukan melalui pendidikan untuk perbaikan moral:

  • Melestarikan kodrat kebaikan dalam diri manusia serta mengendalikan hasratnya.
  • Pendidikan haruslah dapat menggali seseorang untuk mencari perbaikan dirinya didalam diri individu tersebut.
  • Menyesali dan memperbaiki cara, melalui pendidikan yang diberikan makan seorang individu harus dapat mengevaluasi hal-hal yang terjadi didalam hidupnya agar bisa menjadi individu yang lebih baik kedepannya.
  • Pendidikan haruslah dapat mencari kualitas yang hilang dalam diri manusia, karena pada dasarnya manusia memiliki kodrat baik maka hal tersebut harus dicari.
  • Mengembalikan kodrat kebangsawanan jiwa, karena manusia memiliki kodrat baik, sesungguhnya kebaikan manusia adalah hakiki karena hal-hal jahat yang ada pada diri manusia berasal dari perlawan manusia terhadap kodrat baik itu sendiri. Melalui pendidikan, seorang manusia diajarkan untuk menghidupkan lagi kodrat baiknya melalui pemikiran dan tindakan kemanusiaan terhadap manusia lainnya.
  • Tegas dalam menyelesaikan, seorang manusia yang sudah mengetahui permasalahannya, solusi yang harus dilakukan, dan menghidupkan kembali kodratnya sebagai manusia tentu harus juga cakap dalam proses eksekusinya, tegas dalam menyelesaikan disini berarti manusia tidak menunda-nunda sebuah kebaikan yang seharusnya dilakukan dan akhirnya malah melewatkan perencanaan yang sudah dibentuk.
  • Peperangan

Meng Zi sebagai tokoh yang hidup ketika zaman peperangan muncul, memiliki pandangan terhadap peperangan. Meng Zi menentang terjadinya peperangan apabila dilakukan hanya untuk balas dendam saja. Menurutnya, peperangan bisa dimaklumi jika dimaksudkan untuk membebaskan rakyat yang ada di suatu negara yang melakukan perang akibat adanya penderitaan yang terjadi pada negara yang diperangi karena kedhaliman penguasanya, serta peperangan tersebut dimaksudkan untuk menyebarkan sistem pemerintah yang didasarkan atas kebajikan. Perang memang tidak selamanya buruk, bahkan ada perang yang harus dibelai yaitu perang yang adil dan ketrampilan bertempur yang digunakan haruslah menjalankan peperangan yang adil, artinya tidak dilakukan hanya untuk menguasai sebuah wilayah saja, sehingga semangat yang dibawa sebuah pasukan tentara lebih penting dari persenjataan yang dimiliki karena dengan semangat yang dibawa akan membawa solidaritas untuk mencapai tujuan yang direncakan dalam proses perang.

  • Xun Zi

Perkembangan filsafat mengenai moralitas manusia selain oleh Meng Zi juga dilakukan oleh Xunzi, kehadiran pandangan Xunzi membuat pandangan baru dalam filsafat China mengenai kebaikan dan kejahatan seseorang, dimana dalam pemikirannya ia mencoba untuk membangun pemahaman mengenai etika yang berpengaruh tentang manusia tentang siapa dan bagaimana manusia melakukan usaha sebagai proses memahami dirinya. Dalam pandangan yang diberikan, Xunzi memiliki pertentangan pemikiran dengan Meng Zi, khususnya dalam pemikirannya mengenai kodrat manusia. Pemikiran yang berbeda dengan pemikiran Mencius yang melihat kodrat manusia adalah baik, karena Xunzi berpendapat kodrat manusia pada saat dilahirkan adalah jahat. Xunzi dalam penjelasannya, lebih menekankan pada kejahatan indrawi (Feng, 2016) sedangkan mencius memang melihat kodrat yang ada pada diri manusia melalui rasa kemanuasiaan, cinta kasih, solidaritas dan rasa saling menghargai. Sehingga menjadi sangat wajar terjadinya perbedaan pandangan tersebut

  • Rasionalitas dan Naturalitas Manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun