Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Biografi: Be a Storyteller (Part 5)

19 Agustus 2020   13:22 Diperbarui: 20 Agustus 2020   09:16 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tokoh utama dalam cerita. (sumber: Pixabay,com/LisaChe)

Pada keesokan harinya warga kabupatian mendapatkan tubuh Dalem Boncel sudah tidak bergerak, terikat di tiang istal. Seluruh bagian tubuhnya membusuk dan sudah dipenuhi belatung pula. Clara, Asep Onon dan Tuan Bupati pun tidak sudi melihatnya.

Boncel meninggal dalam nestapa.

- Kang, aku nangis, tau... huuuuu....!!"

+ Ga usah nangis, Dek, ini 'kan cuma cerita.

- Iya tetapi cerita itu begitu hidup, sedih dan marah bercampur aduk dalam hatiku, Kang... Aku benci sama Si Boncel meski akhirnya jatuh kasihan juga, tetapi lebih sedih lagi memikirkan nasib Mak dan Pak Boncel.... kemana mereka, ya?

+ Sudahlah, Dek, itu 'kan cuma cerita rekaan belaka, cerita hasil penafsiran saya sendiri bahkan.

- Diputusin pacar berkali-kali aku ga pernah nangis kayak gini, Kang.

+ Baiklah, Dek, untuk sementara pelajaran "jadilah pendongeng yang baik" saya cukupkan sekian dulu, ya.... besok coba saya bedah dan bagaimana menerapkannya saat menulis biografi.

- Auk ah... aku masih menangis pilu nih... huuuuuu...

PEPIH NUGRAHA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

The Series cerita kolaborasi Kompasiana.com dengan Netizen Story Menulis Biografi: Be a Storyteller Bersama Kang Pepih
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun