+ Seseorang yang ditembak memang betul perempuan, yang melakukannya orang lain, seorang pria yang tidak dikenalnya, itu juga betul. Tetapi belum tentu mati, bukan? Mengapa kamu memastikan dia mati?
- Oke deh, bisa saja dia masih hidup.
+ Betul. Poinnya memang bukan apakah dia masih hidup atau sudah mati pada saat penembakan itu terjadi, tetapi yang ingin saya tegaskan di sini adalah soal kilas balik itu, di mana dari situlah cerita dimulai.
- Jadi itu semacam peristiwa masa lalu yang menjadi titik tolak cerita, begitu, kang?
+ Benar. Kemudian kamu bisa lompat pada kekinian perempuan yang ditembak itu. Misalnya, dia selamat dari pembunuhan itu (karena pembunuhnya mengira korban sudah mati), lalu saat ini dia sedang menjalankan bisnisnya dan tengah memimpin rapat penting. Korban menjadi pengusaha besar pabrik senjata yang sukses.
- Itu dari sudut pandang si korban, bagaimana kalau dari sudut pandang pelaku pembunuhan? Apakah itu memungkinkan?
+ Pertanyaan yang bagus! Jawabannya: bisa, tergantung apa yang akan kamu tulis dan ceritakan. Kalau kemudian si pembunuh itu sekarang sudah insyaf gara-gara melihat bagaimana korbannya meregang nyawa (padahal ternyata masih hidup), itu sangat mungkin terjadi.
- Lalu kekiniannya?
+ Bisa jadi si pembunuh itu menikahi korban yang pernah dibunuhnya (tetapi selamat), tetapi kemudian peristiwa mengerikan itu terbongkar istrinya hanya karena ia selintas melihat tanda cacat di kening suaminya, yang ternyata orang yang pernah akan membunuhnya, padahal sekarang mereka hidup bahagia dengan anak-anak yang sudah besar. Ada konflik besar di sana, bukan?
- Waaahhhh... menarik ceritanya ya, Kang!
+ Nah, sekarang kamu sudah bisa menulis biografi dengan menggunakan teknik Flashback itu, bukan?
- Bisa, Kang, tetapi ga sekarang... aku ada janji mau pedicure dulu.
+ Ya, sutralah.... (Bersambung)
PEPIH NUGRAHA