Tri Sumaryani tentu menyangkal. Ia hanya pernah menjadi pacar Fauzan yang tidak lain adik almarhum Udin, tapi saat itu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Fauzan, sang adik, juga mengaku tidak pernah cekcok dengan kakaknya karena ia tahu Udin tidak pernah berpacaran dengan Tri Sumaryani. Itu yang terjadi di persidangan.
Lihatlah, bagaimana kisah fiktif lanjutan ala Orde Baru dinarasikan dan berusaha dibangun. Tapi "Gusti ora sare".
Ada lagi sosok yang dimunculkan. Iwik namanya. Nama lengkapnya Dwi Sumaji. Profesinya sopir sebuah perusahaan iklan. Ia juga mengaku dikorbankan polisi untuk membuat pengakuan bahwa dialah si pembunuh Udin.
Di persidangan terungkap, Iwik dipaksa meminum bir berbotol-botol dan kemudian ditawari uang, pekerjaan, dan bahkan seorang pelacur. Kayak adegan di film-film mafia itu, bukan?
Di depan hakim 5 Agustus 1997 Iwik berkata, "Saya telah dikorbankan untuk bisnis politik dan melindungi mafia politik." Ia akhirnya divonis bebas karena tidak ada dua alat bukti sah yang diperoleh penyidik.
Jadi kalau ada wartawan atau awak media massa yang berangan-angan ingin kembali ke masa "kepenak" Orde Baru, zaman Soeharto sebagai Presiden-nya berkuasa, ya siap-siap saja senasib dengan Udin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H