Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Di Tiongkok, Tak Perlu Mati Gaya apalagi Mati Kutu

7 Oktober 2017   19:44 Diperbarui: 8 Oktober 2017   08:28 4033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan, pengusaha sukses seperti Lu Buwei yang hidup antara tahun 292-235 Sebelum Masehi atau yang lebih kekinian Hu Xueyan (1823-1885) bisa survive sebagai penguasaha hanya karena ketergantungannya pada politik negara. Deng menjungkirbalikkan seluruh tatanan lama dan disambut dengan suka cita oleh orang-orang yang kelak menjadi pengusaha sukses seperti Bu Xinsheng, Ma Shengli, Mou Qizhong, Nian Guiangjiu, Zhang Ruimin dan Liu Chuangzhi. Dalam pusaran besar inilah Ren Zhengfei menangkap peluang dengan mendirikan Huawei.

Bercerita mengenai perjalanan panjang Huawei sampai menjadi sebuah perusahaan global yang disegani, tidak cukup setarikan nafas saja. Harus ada waktu khusus untuk menceritakannya dan saya akan memaparkan dalam catatan perjalanan berikut dengan segala keingintahuan saya yang sangat besar.

Bagian pertama catatan perjalanan saya ke Shenzhen, Tiongkok, saya cukupkan sekian dulu. Saya sudah tiba di Hotel Pavilion, Shenzhen, siap santap malam di Restoran Jepang "Hokaido". Besok-besok saya lanjutkan lagi.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun