Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jangan Berharap Hasil Instan dari Menulis!

17 September 2017   16:20 Diperbarui: 18 September 2017   05:05 3748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ponsel atau smartphone hanyalah salah satu produk yang menjadi penyangga, sementara di bidang lain Huawei tak kalah ekspansif seperti mempersiapkan bisnis cloud computing dan pengembangan infrastruktur untuk teknologi video. Dipercaya, selama beberapa tahun ke depan video akan menjadi tulang punggung bisnis platform di Internet.

Saya ladeni dengan mengatakan bahwa Tiongkok sedang mengembangkan 5G yang kelak akan digunakan dalam Piala Dunia 2018 di Moskow, Rusia, juga akan dikembangkan untuk kepentingan IoT, Internet of Thing, khususnya untuk mobil swakemudi. Tetapi Wen mengatakan, teknologi 4G yang sekarang ada saja sudah mumpuni untuk kecepatan transfer data yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Sebagai penutup tulisan ini, saya ingin mengingatkan kepada siapapun yang berkarya dalam tulis-menulis. Menulis bukan proses instan, Anda perlu banyak waktu untuk menjadi penulis sejak tonggak kepenulisan ditancapkan. Godaan terbesar dari menulis adalah malas, juga hilang semangat karena apa yang ditulis tidak kunjung berbuah manis. Saya selalu katakan, mungkin buahnya tidak langsung berupa materi dari menulis, tetapi bisa berupa subsititusi.

Dengan menulis, Anda jelas bisa jadi penulis, apapun. Anda juga bisa mengajar menulis kepada orang-orang jika sudah punya cukup pengalaman. Anda bisa menjadi pejabat dari kecakapan menulis, dan pekerjaan lain terbuka dari menulis. Kuncinya tetap konsisten dalam menulis, mantap dalam bertindak, dan selalu jujur dalam perbuatan. Jujur ini nomor satu, sebab ia "mata uang" yang berlaku di mana-mana di kolong langit ini.

Dari menulis, saya bisa menjadi jurnalis. Bahkan tatkala sudah tidak lagi jurnalis, saya tetap mencicipi buah manis dari menulis, yaitu mendapat undangan ke luar negeri untuk mengajar atau sekadar kunjungan dengan menjadi KOL, Key Opinion Leader.

Dengan menulis, pintu rezeki terbuka lebar dari hal yang tak disangka-sangka.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun