Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Yuk, Menulis "Buku Kolaboratif" bersama Penerbit Terkemuka!

23 September 2013   10:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:31 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_290222" align="alignright" width="614" caption="Akbar Pitopang dan buku kolaboratif Kompasiana (Istimewa)"][/caption] Kompasiana adalah sebuah situs blog sosial yang saya bangun dan asuh untuk pertama kalinya tahun 2008. Kini di usianya yang menginjak lima tahun, saya terus bereksperimen dengan situs yang dihuni 200.000 penulisi tu. Salah satu eksperimen terbaru yang telah membuahkan hasil adalah penulisan "buku kolaboratif". Namanya kolaboratif, buku ini ditulis ramai-ramai oleh para Kompasianer dengan tema yang sudah ditentukan penerbit maupun editor buku Kompasiana. Kompasiana, tentu saja tidak punya unit usaha penerbitan (publishing), tetapi tetap bisa memanfaatkan dan bekerja sama denga penerbit arus utama (mainstream). Mengapa? Karena Kompasiana punya konten tulisan yang sangat berlimpah. Bayangkan, setiap hari 800-1.000 tulisan tayang di Kompasiana! Untuk kepentingan penulisan buku kolaboratif, admin Kompasiana meminta para Kompasianer menulis artikel dengan tema yang telah ditentukan (on demand), tulisan yang dianggap terbaik dan memenuhi kriteria itulah yang akan menjadi bagian bunga rampai buku kolaboratif tersebut. Bicara penerbitan buku, sebelumnya saya sudah bereksperimen dengan Kompasianer yang menjadi penulis tunggal, sebagaimana yang saya lakukan terhadap artikel Wisnu Nugroho dengan menerbitkan buku "tetralogi" SBY dan Istananya plus satu buku Pa Kalla dan Presidennya. Buku eksperimen yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas itu terbilang sukses diserap pasar. Saya waktu itu bertindak sebagai editor tunggal atas lima buku karya seorang Kompasianer. Sekarang, setelah saya bereksperimen dengan Kompasiana Freez (di mana tulisan Kompasianer yang terpilih muncul di Harian Kompas), saya kembali bereksperimen dengan penulisan "buku kolaboratif". Saya mengajak dua penerbit mainstream, yakni Elex Media yang menerbitkan buku "Jokowi (bukan) untuk Presiden" dan penerbit Bentang Pustaka dengan judul buku "Mencintai Indonesia Setengah Hati". Ke depan penerbit lain mungkin akan bergabung. Dengan penerbit Elex Media, saya kembali terlibat pembuatan "buku kolaboratif" lainnya, yakni mengenai sosok Basuki Tjahja Purnama (Ahok) selaku Wakil Gubernur, sedangkan dengan penerbit Bentang kami masih meneruskan membuat buku mengenai kebangsaan dan nasionalisme yang ditulis oleh warga biasa, diaspora orang Indonesia, dan catatan perjalanan para Kompasianer ke berbagai tempat di dalam dan di luar negeri. Berikut saya sertakan testimoni Akbar Pitopang mengenai satu artikel yang ditulisnya di Kompasiana yang kemudian dijadikan judul buku ini; "Mencintai Indonesia Setengah Hati". ***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun