Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Rekor, Postingan Kompasianer Diklik Lebih 1 Juta!

21 Mei 2012   07:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:01 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali tulisan Kompasianer Seand Munir berjudul Ternyata Para Penumpang Sukhoi Itu Mengaktifkan HPnya di Pesawat yang menangguk lebih dari 1 juta klik belum akan terpecahkan dalam waktu dekat. Tulisan itu dipostingkan 10 Mei 2012 lalu dan sampai saat tulisan ini disusun sudah diklik 1.026.725 dengan 140 komentar. Ini adalah rekor sebuah postingan yang diklik oleh lebih dari 1 juta pengguna di Kompasiana, terlepas apakah tulisan itu kontroversial atau tidak! Tentu ini prestasi yang membanggakan, setidak-tidaknya bagi saya pribadi yang selama ini menggeluti Kompasiana, bahwa tidak ada tulisan seorang penulis warga selama ini yang dibaca sedemikian banyak pengguna, bahkan mengalahkan postingan berita yang dibuat jurnalis profesional di Kompas.com sekalipun! Tahun lalu, tulisan Kompasianer lainnya, Didi Rul, mengenai kunjungan Komisi VIII DPR ke Australia, juga menangguk lebih dari 250.000 pengunjuk berdasarkan catatan Google Analytics, sebelum direset oleh IT Kompas.com ke angka 657. Tulisan itu memecahkan rekor berita jurnalis profesional mengenai kematian mendadak Taufik Savalas, setelah saya hybrid di Kompas.com. Belum lagi laporan Okti Li mengenai Razia mie instan produk Indonesia di Taiwan yang juga dibaca ratusan ribu orang. Cuma angka. Memang cuma angka. Tetapi pencapaian warga biasa yang menulis itu tetaplah membanggakan, mengagumkan bagi yang membacanya, khususnya yang sering membandingkan pencapaian klik di Alexa maupun Google Analytics. Bagi jurnalis profesional, tidak lain harus belajar bagaimana membuat sebuah berita atau tulisan yang laku dibaca banyak orang. Melongok kepada Tulisan Seand Munir, tulisan itu menjadi istimewa karena justru tidak menjadi Headline (HL) dan bahkan tanpa ilustrasi pula. Tetapi mengapa lebih dari "sejuta umat" membaca tulisannya di Kompasiana saja?  Jawabannya adalah konten! Kasus ini semakin meneguhkan keyakinan, bahwa di internet "content is king" masih tetap relevan, meskipun akhir-akhir ini saya lebih menekankan "context is king". Konten yang baik, dalam pengertian bermanfaat, aktual, dan relevan dengan peristiwa kekinian, meski tanpa embel-embel HL dan ilustrasi, tetap dibaca orang secara masif dan massal. Tentu saja orang boleh mencibir, ah... itu 'kan cuma kuantitas, bukan kualitas. Boleh saja orang mencibir seperti itu. Tetapi bagi saya, pembaca tidak tergiring begitu saja oleh Seand Munir ini, tetapi barangkali "terpedaya" oleh tulisannya yang menarik sekaligus penting. Selamat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun