Mempertahankan argumen tekstual melalui penalaran kontekstual dalam bentuk verbal, adalah esensi dari KompasianaTV. Kompasianer harus lepas dari predikat "jago nulis" tok dan saatnya harus membuktikan bahwa ia juga jago bicara, pandai mempertahankan argumennya secara verbal dan argumentatif. Apalagi ada yang lebih spesial saat tampil di KompasianaTV, ia harus mempertahankan pendapat atau argumennya di depan ribuan pemirsa televisi. Nyali benar-benar diuji di sini.
Ke depan, seiring dengan dipersiapkannya microsite untuk keperluan KompasianaTV, "content on demand" di mana admin Kompasiana dan KompasTV akan sama-sama meminta Kompasianer menulis subjek tertentu untuk tayangan hari-hari berikutnya, akan lebih mengemuka. Meski demikian, menulis di Kompasiana jalan terus saja tanpa harus menanti "content on demand". Beberapa segmen di KompasianaTV kelak tidak melulu tayangan yang bersifat "content on demand" tersebut, melainkan berdasarkan "editor choice".
Dengan tayangan perdana KompasianaTV yang saya nilai berhasil, sebagaimana diskusi saya dengan Rosiana Silalahi petang ini saat tulisan ini masih in the making, saya berpikir mengenai pembentukan "KompasianaTV Community", yang entah oleh siapa akan dibesut. Siapa anggotanya, ya... mereka yang sudah pernah tampil di KompasianaTV. Jika sehari rata-rata lima pembicara dan ditayangkan lima hari dalam seminggu, maka dalam sebulan ada 100 Kompasianer yang tampil di KompasianaTV, yang berarti lebih dari 1.000 Kompasianer yang bisa dihimpun dalam setahun. Memang sangat dimungkinkan mereka yang pernah tampil akan tampil lagi dan lagi. Itu bukan persoalan.
Prinsipnya, siapapun yang bisa mempertahankan argumen secara verbal atas apa yang ditulisnya, silakan saja tampil di KompasianaTV berkali-kali. Termasuk Anda.
Salam...
***
Palbar, 20 Januari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H