Mohon tunggu...
Peny Widi Harini
Peny Widi Harini Mohon Tunggu... Freelancer - Writerpreneur of Edwrite Indonesia, Penulis, Motivator Muslimah..

Instagram || • @penywidi Menulislah Untuk Menginspirasi dan memberikan banyak manfaat, Bukan hanya sebatas Untuk Mencari Kepopuleran saja. ❤

Selanjutnya

Tutup

Diary

Melepaskanmu Demi Menggapai Cinta dan Ridho-Nya

23 Februari 2021   13:04 Diperbarui: 27 Februari 2021   12:35 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Ketika diri belum mampu memantaskan, Mendokan adalah cara terbaik untuk berjuang tanpa harus merasakan rasa kehilangan."

Siapa sih di antara kita yang tak pernah merasakan bagaimana indahnya itu jatuh cinta atau bahkan di antara kita pernah ada juga yang merasakan kepahitan dalam mencintai, bukankah begitu?  Jawabannya tentu, Ya.

Semua itu sudah menjadi fitrahnya setiap manusia untuk mencintai atau dicintai, tak ada yang salah tentang sebuah rasa yang hadir sebelum menikah.

Ya, Cinta itu fitrah ...

Datangnya selalu tiba-tiba tanpa pernah kita minta,tanpa permisi bahkan tanpa bicara dan izin dulu sebelumnya karena semua itu sudah menjadi kehendak Sang illahi dengan siapa dan cara seperti apa kita bisa jatuh cinta.

Cinta ia datang tanpa diduga, menyapa lembut di hati, mendebarkan hati yang merangsai dan bahkan ia juga hadir tanpa syarat untuk mengisi relung hati. 

Mungkin saja yang tadinya dia yang sangat kamu sayangi kini justru kamu malah jadi membencinya dan orang yang kamu benci justru kini malah membuatmu mulai mencintainya.

Awalnya aku hanya sebatas mengaguminya saja tapi lama kelamaan rasa kagum itu berubah menjadi rasa suka dan perlahan tanpa kusadari kalau aku mulai mencintainya bahkan merasa sangat takut kehilangan dirinya. 

Seharusnya aku sadar diri aku ini siapa? Dan seharusnya juga aku ingat kalau di antara kita tak ada hubungan apa-apa, selain batas hubungan sebuah pertemanan belaka.

Namun ternyata aku salah dan tanpa aku sadari ternyata kau memiliki perasaan yang sama sepertiku, betapa bahagianya aku saat mengetahui dan mulai menyadari kalau kita berdua ternyata saling mencintai satu sama lain hanya saja bibir tak mampu untuk bersua mengungkap semua yang dirasakan oleh hati.

Seiring berjalannya waktu akhirnya kita mulai tambah dekat, saling memberi perhatian, memberi banyak kenyamanan, selalu ada ketika dibutuhkan juga tertawa bahagia bersama hingga akhirnya kau mulai berani untuk mengungkapkan semua perasaanmu padaku dan kita berdua mulai berani menjalin sebuah hubungan kasih yang biasa dikenal dengan istilah "Pacaran".

Masa-masa indah kita lalui bersama, baik dalam suka maupun duka berbagi keluh kesah bersama melewati segala ribuan halangan dan rintangan yang membentang. 

Aku terlena dengan semua keadaan dan terjebak dalam zona yang membuatku merasa nyaman, sampai hingga pada suatu hari aku mulai menyadari cinta yang semestinya kita perlakukan suci tak pantaslah kita nodai dengan dosa dan cinta yang semestinya anugerah janganlah sampai berubah menjadi musibah.

Kini aku sadar apa  yang selama ini aku jalani itu semuanya salah, seharusnya aku bisa menjaga fitrah cintaku sebagai seorang muslimah dengan tidak begitu mudahnya memberikan cintaku kepada orang yang belum menjadi muhramku. 

Mulai saat itu aku memutuskan untuk berbicara berdua dengannya dan memilih mengakhiri semua hubungan yang terlarang ini, walaupun rasanya begitu sangat sulit.

Jujur berpisah denganmu adalah adalah ketidakmungkinan yang paling tidak pernah aku inginkan tapi mungkin ini adalah pertemuan terakhirku dengannya. 

"Sayang aku mau kita putus!" 

Saat aku mengutarakan semua itu awalnya ia sempat menolak dan tak menginginkan untuk putus dariku, ia menangis dan berjanji tak akan mengulangi kesalahannya padahal ia tak pernah berbuat kesalahan sekecil apapun. 

Bukan kamu yang salah dan bukan aku juga  yang salah, tapi cara kita merajut kasih lah yang salah. Aku hanya tak ingin lagi bersentuhan dengan dosa, karena yang kuinginkan sepenuhnya hanyalah meraih cinta dan Ridho-Nya.

Ketika kau bingung dengan sebuah pilihan maka pilihlah yang lebih mendekatkanmu kepada Allah, untuk itu aku lebih memilih untuk tetap teguh pada pendirianku.

Aku memilih untuk melepaskan dan meninggalkanmu, karena aku percaya bahwa kelak DIA akan gantikan dengan yang lebih baik. 

Awalnya mungkin memang sulit karena kamu harus belajar untuk membiasakan diri tanpa mendapatkan perhatian dan kabar dari dirinya, karena semua itu memerlukan sebuah proses.

Namun, lama kelamaan pasti dirimu akan mulai terbiasa bahkan perlahan kamu pun akan mengikhlaskan kepergiannya. Saat kamu meninggalkan dia karena Allah, itu artinya kamu meninggalkan cinta yang Fana untuk cinta yang Haqiqi sebab Dia membuat segala sesuatu akan indah pada waktunya.

"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang jauh lebih baik." (HR. Ahmad)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun