Mohon tunggu...
Penyka harani Putri
Penyka harani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya biasanya di panggil peny dalam dunia akademik, saya memiliki cita-cita menjadi istri ajo pariaman, yang sedang di usahakan karena uang panainya yng mahal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Rumah Kedua: Mengapa Anak Perantauan Harus Aktif di Organisasi Kampus?

16 Oktober 2024   00:10 Diperbarui: 16 Oktober 2024   00:21 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto potret bagaimana asyiknya berbagi kisah dalam berkumpul di organisasi kampus/dok. pri

Bagi anak perantauan, kesempatan ini sangat berharga. Mereka mungkin datang dari daerah terpencil yang tidak memiliki banyak akses atau koneksi di kota besar. Namun, dengan aktif berorganisasi, mereka bisa mendapatkan lebih banyak peluang dan akses ke dunia profesional. Tidak sedikit mahasiswa yang mendapatkan magang, beasiswa, atau bahkan pekerjaan pertama mereka berkat relasi yang dibangun melalui organisasi.

Namun, perlu diingat bahwa terkadang organisasi juga bisa terjebak dalam politik internal. Persaingan yang tidak sehat di dalam organisasi bisa menimbulkan frustrasi, terutama bagi mahasiswa yang baru belajar menavigasi dinamika sosial ini. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menjaga integritasnya dan tetap fokus pada tujuan utama, yaitu membantu anggotanya berkembang.

Tinggal jauh dari keluarga dan sahabat lama sering kali menimbulkan rasa sepi, terutama bagi mahasiswa perantauan. Malam-malam di kamar kos yang sunyi atau momen-momen di mana mereka merasa terasing di tengah keramaian bisa membuat perasaan kesepian semakin menekan. Di sini, organisasi menjadi tempat pelarian yang positif. Mereka menemukan teman-teman baru yang siap mendengarkan, berbagi cerita, dan memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.

Organisasi bukan hanya tempat formal untuk berkumpul dan bekerja, tapi juga menjadi rumah kedua yang memberikan rasa nyaman di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus. Banyak mahasiswa yang awalnya merasa terisolasi justru menemukan kebahagiaan dan keseimbangan hidup melalui kegiatan organisasi yang mereka ikuti.

Bagi mahasiswa perantauan, organisasi bukan sekadar aktivitas sampingan yang bisa diabaikan. Ini adalah investasi jangka panjang dalam pengembangan diri, adaptasi sosial, dan persiapan karier. Dengan berorganisasi, mereka belajar menjadi lebih tangguh, mandiri, dan siap menghadapi dunia pasca-kampus yang penuh tantangan.

Tentu saja, ada tantangan dan kritik yang valid terkait politik organisasi, birokrasi, hingga manajemen waktu. Namun, jika mahasiswa mampu mengelola semua ini dengan baik, manfaat yang mereka dapatkan akan jauh lebih besar dibandingkan risikonya. Anak perantauan harus berani mengambil langkah keluar dari zona nyaman, karena di luar sana ada begitu banyak peluang yang menanti untuk dijelajahi dan organisasi kampus adalah kuncinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun