Bahkan saat nenekku meninggal, Emak yang keras hati, diam-diam menyendiri dalam kesedihannya di kamar belakang.
Perlahan aku duduk di sampingnya. Mengajaknya makan dulu sebelum membawa jenazah nenek ke Blitar untuk dimakamkan di samping kakek.
Emak menggeleng. Diam. Beku. Kupeluk tanpa berkata apa pun.
Sekejap kemudian tangis Emak meleleh.
Sesenggukan di pelukku dan berbisik, "Aku sekarang tidak punya siapa-siapa lagi."
Emakku memang anak tunggal. Dengan meninggalnya nenek, Emak merasa hidup sendiri. Apalagi pada usia senja, sering emakku dibuat sakit hati oleh bapakku. Entah sakit hati seperti apa.
Emakku.
Sampai akhir hayatnya, ia meninggalkanku yang masih melajang.
Emak pergi karena ada pembengkakan jantung.
Emak orang baik, naif, dan sederhana. Mencintai enam anaknya dengan caranya sendiri.
Keras hati memang, tapi tak malu untuk menyadari kesalahannya jika memang bersalah, kepada anaknya sekali pun.