Mohon tunggu...
Peny Wahyuni Indrastuti
Peny Wahyuni Indrastuti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah Tangga yang berjuang melawan lupa

Ada kalanya, hati menunjukkan sisi terang. Ada kalanya pula bersembunyi pada sisi gelap. Hanya mantra kata yang bisa membuatnya bicara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jiwa dalam Mimpi

13 April 2018   17:16 Diperbarui: 13 April 2018   17:26 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jiwa sejatimu selalu pulang dalam mimpiku, padahal ragamu ada bersamaku.

Masihkah tirai misteri menjadi dinding di antara kita?

Dalam mimpi tawamu masih seperti dulu.

Ketika kita mencuri sepotong surga penuh cinta, lalu kita terkapar di bawah pohon waru tepi pantai Pasir Putih.

Bisikmu berkejaran dengan deru angin laut,  mendesis pada cuping telingaku yang hanya dapat menerka sebagian makna.

Hatiku,  rasaku,  bahasa tubuhku,  dapat mengenali jiwa sejatimu, meski dengan mata terpejam.

Kemudian kamu masuk sepenuhnya dalam dunia mimpiku.  

Bertahun-tahun, sampai datang awan gelap penuh misteri, mencabut paksa kehadiranmu.

Memisahkan jiwa dengan tetap meninggalkan raga di sisiku.

Raga yang tak lagi kukenali.

Raga yang ditinggalkan jiwa sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun