Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... -

Pendapat lain yang perlu diperhitungkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan Jokowi-JK di Metro TV

14 Juni 2014   22:12 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:44 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surya Paloh merupakan pendiri dan ketua umum partai politik (parpol) Nasional Demokrat (Nasdem). Dua hari setelah pemilu legislatif (pileg) tanggal 09 April 2014, partai Nasdem resmi berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden (sekarang sudah calon presiden). Selain sebagai ketua umum partai Nasdem, Surya Paloh adalah pendiri dan pimpinan kelompok usaha pers Media Group yang memiliki harian Media Indonesia, Lampung Post, dan stasiun televisi MetroTV.

Karena Surya Paloh dan partai Nasdem mendukung Jokowi, maka tentu saja Surya Paloh dengan mudah menyetir media massanya, yakni MetroTV, Media Indonesia, dan Lampung Post, untuk turut serta mendukung dan mengkampanyekan Jokowi-JK sebagai pasangan capres-cawapres nomor urut 2. MetroTV sekarang sudah menjadi media massa yang tidak adil, tidak obyektif, atau tidak netral. Media Group sudah mengabaikan asas-asas pers yang berlaku secara nasional dan internasional. Media Group selalu menyiarkan berita-berita tentang Jokowi-JK dengan kesan yang positif meskipun materinya negatif untuk menaikkan popularitas Jokowi-JK. Sementara itu, MetroTV jarang mempublikasikan berita tentang Prabowo-Hatta. Sekali ada, MetroTV selalu menampilkan berita Prabowo-Hatta dengan kesan negatif padahal materinya positif. Masih jauh lebih baik TVOne yang mengkampanyekan Prabowo-Hatta secara elegan.

Apa pers dan media massa harus netral? Semua pers dan media massa tentu harus netral kecuali media tersebut telah menjelaskan posisinya dan itupun tetap harus menjalankan asas-asas pers yang lain. Contoh: media massa Kristen tentu membela umat Kristen dan media massa Islam tentu membela umat Islam. Tapi MetroTV adalah media massa nasional yang tidak menjelaskan posisinya atau afiliasinya dengan kelompok manapun sehingga MetroTV seharusnya netral atau dengan kata lain menjalankan asas pers keadilan. Kalaupun mendukung kelompok tertentu, lakukanlah secara elegan dan tidak mencolok.

Jangan pernah lagi menonton MetroTV. Tidak usah lagi membeli harian Media Indonesia dan Lampung Post. Jangan pernah lagi membaca berita atau apapun dari Media Group baik selama pilpres, setelahnya, dan kalau perlu selamanya. Lebih baik menonton TVOne karena TVOne bersedia memberikan hiburan gratis kepada rakyat Indonesia berupa siaran Piala Dunia FIFA 2014 sehingga kita tidak perlu menonton pertandingan Piala Dunia melalui TV berbayar. Apa yang pernah diberikan MetroTV ke penonton? Jadilah pembaca dan penonton yang kritis dan jangan menelan mentah-mentah semua informasi yang Anda peroleh, termasuk pada tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun