Gaya kepemimpinan JK sebagai orang tipe instinct
Gaya kepemimpinan: Altruistis
Kekuatan dan orientasi: Filantropis, responsif, komprehensif, egaliter, sedia berkorban, sederhana, kompromis, protection oriented
Contoh pemimpin dunia dengan tipe ini: Hugo Chaves
[caption id="attachment_344985" align="aligncenter" width="549" caption="Hubungan Antartipe"]
1403797163135701861
Dari semua hal di atas, bisa diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
- Tidak ada satupun dari kedua tokoh di atas yang pas dan sesuai untuk menjadi pemimpin karena satu-satunya orang yang pas untuk menjadi pemimpin adalah orang tipe feeling.
- Meskipun demikian, kedua tokoh di atas bisa tetap menjadi pemimpin bangsa Indonesia dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
- Hatta Rajasa ahli dalam perekonomian. Posisinya terakhir sebagai menko perekonomian sudah sangat sesuai dengan keahliannya.
- Jusuf Kalla adalah orang yang rela berkorban. Tidak heran beliau menjabat sebagai pimpinan Palang Merah Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia.
- Hubungan antara Prabowo (intuiting) dengan Hatta (sensing) adalah Prabowo mengalahkan Hatta. Artinya, Hatta patuh dan segan pada Prabowo. Dengan kata lain, Prabowo mengarahkan Hatta.
- Hubungan antara Jokowi (thinking) dengan JK (instinct) adalah JK memerlukan Jokowi. Artinya, JK perlu dukungan dari Jokowi. Jokowi harus memberi dukungan pada Hatta.
- Hubungan antara Prabowo (intuiting) dan Jokowi (thinking) adalah Jokowi mengalahkan Prabowo. Artinya, Prabowo patuh dan segan pada Jokowi.
- Hubungan antara Hatta (sensing) dan JK (instinct) adalah Hatta mengalahkan JK. Artinya, JK patuh dan segan pada Hatta.
- Para ahli psikologi tersebut juga menyatakan bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah tipe feeling.
- Jika memang mayoritas rakyat Indonesia adalah tipe feeling maka dilihat dari Prabowo-Hatta: rakyat Indonesia (feeling) memerlukan Prabowo (intuiting) dan Hatta (sensing) memerlukan rakyat Indonesia (feeling). Artinya, rakyat perlu dukungan dari Prabowo sehingga rakyat akan memilih Prabowo. Rakyat yang sangat bergantung pada Prabowo ini akan menjalankan program Prabowo-Hatta dengan penuh sukarela. Tips sukses: Hatta merancang program ekonomi lalu Prabowo yang berbicara kepada rakyat supaya rakyat menjalankan program Hatta. Jika ini terjadi rakyat Indonesia akan sangat makmur.
- Jika memang mayoritas rakyat Indonesia adalah tipe feeling maka dilihat dari Jokowi-JK: rakyat Indonesia (feeling) mengalahkan Jokowi (Thinking) dan JK (instinct) mengalahkan rakyat Indonesia (feeling). Artinya, Jokowi akan patuh pada rakyat dengan kata lain rakyat akan mendominasi dan mengatur Jokowi. Jika Jokowi-JK ingin supaya rakyat yang patuh pada mereka maka harus JK yang tampil bukan Jokowi. Tips sukses: jika ada masalah atau kebijakan yang tidak populer maka JK yang harus berbicara kepada rakyat.
- Berdasarkan hal ini, pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta lebih unggul dari pada Jokowi-JK karena Hatta memang seharusnya patuh dan berkoordinasi dengan Prabowo. Sementara, Jokowi harus aktif memberikan dukungan kepada JK supaya kerja JK maksimal. Ini membuat kerja Jokowi terbagi dua antara bekerja dan memberikan dukungan ke JK. Jika Jokowi acuh dan abai terhadap JK maka kerja JK akan tidak bagus.
- Pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta lebih unggul dari pada Jokowi-JK karena pada Prabowo-Hatta, rakyatlah yang bergantung pada Presiden sehingga rakyat lebih mudah diatur. Sebaliknya, pada Jokowi-JK, rakyat justru yang mengalahkan/mendominasi/mengarahkan Presiden sehingga Presiden akan mengalami banyak tekanan dari rakyat.
Selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!