Mohon tunggu...
Abdurrahman
Abdurrahman Mohon Tunggu... -

Pendapat lain yang perlu diperhitungkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Psikolog: Hatta Orang Sensing dan JK Orang Instinct dan Hubungan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK

27 Juni 2014   05:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:41 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1403797163135701861

Pada artikel sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa Prabowo Subianto adalah orang tipe intuiting dan Joko Widodo (Jokowi) adalah orang tipe thinking.

Baca: http://politik.kompasiana.com/2014/06/25/psikolog-prabowo-orang-intuiting-dan-jokowi-orang-thinking-669137.html

Sekarang kita akan membahas tipe calon wakil presiden (cawapres) Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla (JK) dan hubungan dengan Prabowo dan Jokowi.

Beberapa ahli psikologi di Indonesia menyatakan bahwa Hatta adalah orang tipe sensing sedangkan JK adalah orang tipe instinct. Sama seperti sebelumnya, para ahli psikologi ini menyimpulkan tipe Hatta dan JK berdasarkan pengamatan semata dan tidak melalui pemeriksaan psikologi.

Profil keseharian Hatta sebagai orang tipe sensing adalah: berpijak pada yang nyata dan aktual, mengolah informasi berdasarkan panca indera, lebih berminat pada aplikasi praktis, faktual dan memperhatikan detil, menguraikan peristiwa secara urut, orientasi pada masa kini, menyerap gagasan secara bertahap, menyukai kesempatan untuk praktik, mengandalkan pengalaman, pola bicara yang jelas dan teratur, pikiran yang terangkai - satu diikuti yang lainnya, berpikir linear, menggunakan fakta dan contoh yang jelas, menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, lebih memahami tubuhnya, tertarik pada pekerjaan yang membutuhkan kepraktisan, menyukai cerita non fiksi, memasukan detail dan fakta, mengingat masa lalu dengan akurat, cenderung mendengar sampai lengkap, dan langsung menuju sasaran.

Profil keseharian Jusuf Kalla (JK) sebagai orang tipe instinct adalah: bereaksi secara spontan, mengolah informasi menggunakan naluri, lebih berminat memberikan kontribusi, pragmatis namun memiliki insight, mengingat hal-hal yang berkesan, orientasi pada mencari kebahagiaan, menyerap informasi secara generalis, menyukai kesempatan untuk berperan serta, mengandalkan pertimbangan holistic, pola bicara yang pendek, ya dan tidak, pikiran sederhana polos dan tidak aneh-aneh, berpikir spontan dan ad hock, menggunakan interaksi impersonal, keterampilan serba-bisa, menyukai pekerjaan sosial, menolong orang, tidak suka konflik, traumatik dengan kejadian yang menyakitkan, mudah beradaptasi, menjadi hub penghubung untuk mendamaikan, dan sangat to the point.

Gaya kepemimpinan Hatta sebagai orang tipe sensing

Gaya kepemimpinan: transaksional

Kekuatan dan orientasi: handal, ulet, produktif, opportunistik, stability, realistis,

pragmatis, welfare oriented.

Contoh pemimpin dunia dengan tipe ini: Mahathir Mohammad

Gaya kepemimpinan JK sebagai orang tipe instinct

Gaya kepemimpinan: Altruistis

Kekuatan dan orientasi: Filantropis, responsif, komprehensif, egaliter, sedia berkorban, sederhana, kompromis, protection oriented

Contoh pemimpin dunia dengan tipe ini: Hugo Chaves

[caption id="attachment_344985" align="aligncenter" width="549" caption="Hubungan Antartipe"][/caption]

Dari semua hal di atas, bisa diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:


  1. Tidak ada satupun dari kedua tokoh di atas yang pas dan sesuai untuk menjadi pemimpin karena satu-satunya orang yang pas untuk menjadi pemimpin adalah orang tipe feeling.
  2. Meskipun demikian, kedua tokoh di atas bisa tetap menjadi pemimpin bangsa Indonesia dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
  3. Hatta Rajasa ahli dalam perekonomian. Posisinya terakhir sebagai menko perekonomian sudah sangat sesuai dengan keahliannya.
  4. Jusuf Kalla adalah orang yang rela berkorban. Tidak heran beliau menjabat sebagai pimpinan Palang Merah Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia.
  5. Hubungan antara Prabowo (intuiting) dengan Hatta (sensing) adalah Prabowo mengalahkan Hatta. Artinya, Hatta patuh dan segan pada Prabowo. Dengan kata lain, Prabowo mengarahkan Hatta.
  6. Hubungan antara Jokowi (thinking) dengan JK (instinct) adalah JK memerlukan Jokowi. Artinya, JK perlu dukungan dari Jokowi. Jokowi harus memberi dukungan pada Hatta.
  7. Hubungan antara Prabowo (intuiting) dan Jokowi (thinking) adalah Jokowi mengalahkan Prabowo. Artinya, Prabowo patuh dan segan pada Jokowi.
  8. Hubungan antara Hatta (sensing) dan JK (instinct) adalah Hatta mengalahkan JK. Artinya, JK patuh dan segan pada Hatta.
  9. Para ahli psikologi tersebut juga menyatakan bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah tipe feeling.
  10. Jika memang mayoritas rakyat Indonesia adalah tipe feeling maka dilihat dari Prabowo-Hatta: rakyat Indonesia (feeling) memerlukan Prabowo (intuiting) dan Hatta (sensing) memerlukan rakyat Indonesia (feeling). Artinya, rakyat perlu dukungan dari Prabowo sehingga rakyat akan memilih Prabowo. Rakyat yang sangat bergantung pada Prabowo ini akan menjalankan program Prabowo-Hatta dengan penuh sukarela. Tips sukses: Hatta merancang program ekonomi lalu Prabowo yang berbicara kepada rakyat supaya rakyat menjalankan program Hatta. Jika ini terjadi rakyat Indonesia akan sangat makmur.
  11. Jika memang mayoritas rakyat Indonesia adalah tipe feeling maka dilihat dari Jokowi-JK: rakyat Indonesia (feeling) mengalahkan Jokowi (Thinking) dan JK (instinct) mengalahkan rakyat Indonesia (feeling). Artinya, Jokowi akan patuh pada rakyat dengan kata lain rakyat akan mendominasi dan mengatur Jokowi. Jika Jokowi-JK ingin supaya rakyat yang patuh pada mereka maka harus JK yang tampil bukan Jokowi. Tips sukses: jika ada masalah atau kebijakan yang tidak populer maka JK yang harus berbicara kepada rakyat.
  12. Berdasarkan hal ini, pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta lebih unggul dari pada Jokowi-JK karena Hatta memang seharusnya patuh dan berkoordinasi dengan Prabowo. Sementara, Jokowi harus aktif memberikan dukungan kepada JK supaya kerja JK maksimal. Ini membuat kerja Jokowi terbagi dua antara bekerja dan memberikan dukungan ke JK. Jika Jokowi acuh dan abai terhadap JK maka kerja JK akan tidak bagus.
  13. Pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta lebih unggul dari pada Jokowi-JK karena pada Prabowo-Hatta, rakyatlah yang bergantung pada Presiden sehingga rakyat lebih mudah diatur. Sebaliknya, pada Jokowi-JK, rakyat justru yang mengalahkan/mendominasi/mengarahkan Presiden sehingga Presiden akan mengalami banyak tekanan dari rakyat.


Selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun