Sore kemarin, Siti (bukan nama sebenarnya), seorang reedaktur surat kabar harian di Surabaya mendapat telepon dari seorang yang mengaku pihak Transcorp. Pria dibalik telepon itu mengatakan jika perempuan yang dihubunginya tersebut mendapat uang beasiswa pendidikan sebesar 8 juta 3 ratus ribu rupiah, melalui proses undian dalam program acara Bukan Empat Mata yang dipandu komedian Tukul Arwana.
Karena merasa pekerjaannya sudah beres, dan masih ada waktu senggang sampai jam pulang, Siti pun mencoba melayani permintaan si penelpon.
Benar saja, pelaku yang diperkirakan berjumlah dua orang itu memintanya menuju mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM), untuk melakukan transaksi pengiriman hadiah yang dijanjikannya. Siti menuruti, dengan mengajak satu orang rekan kerjanya.
Beruntung sesampai ATM yang tak jauh dari kantornya, mesin transaksi itu sedang dalam perbaikan, sehingga tak bisa digunakan. Siti pun mengatakan kepada pria yang melarang mematikan telponnya itu, sebab mesin yang tak bisa dipakai tersebut. Tak menyerah, si pelaku meminta Siti mencari mesin lain yang terdekat dari tempatnya saat itu. Setelah dituruti, si pelaku meminta kembali, agar Siti mengecek jumlah sisa saldo di rekeningnya. Ia pun mengatakan jika saldo yang tersisa berjumlah tak lebih dari 50 sekian ribu rupiah.
Tak percaya dengan pernyataan perempuan bersuara cempreng ini, pelaku menegaskan kepada calon korbannya agar tak menambah-nambahi atau mengurangi jumlah saldo yang ada. Merasa kesal, perempuan cantik ini pun menyemprot pelaku.
“Memang sisa segitu, pak.” ujarnya geram.
Pelaku pun tak habis akal. Ia mengatakan pada calon korbannya, transaksi pengiriman hadiah dapat dilakukan jika sisa saldo dalam rekening minimal 350 ribu rupiah. Ia meminta Siti menambah saldonya. Perempuan asal Solo itu pun tak mau, dan mengatakan kalau gaji bulanan belum turun.
“ga punya uang, pak. Belum gajian” urainya pada pelaku.
Masih tak menyerah, pelaku pun memberikan sebuah nomor telepon berikut 08567663818 pada Siti, dan memintanya menuju sebuah mini market yang tak jauh dari tempatnya, untuk mengisikan pulsa sebesar 300 ribu.
Tak bodoh, Siti pun mengatakan, jika ia mengisi pulsa pelaku, artinya yang membayar adalah dirinya. Pelaku berkelit, dengan meminta Siti untuk bertransaksi dengan menggunakan debit, di toko wara laba tersebut.
“Lha kalau saya yang isi pulsa bapak, artinya saya dong yang bayar, pak?” Tanyanya sok polos terhadap pelaku.
“Tidak, ibu. Tetap kami, melalui transaksi pengiriman hadiah. Ibu cukup bilang ke pelayan, dengan pembayaran menggunakan debit” Kilah si pelaku.
“Tapi saldo saya kan sudah limit, pak” kata Siti.
Merasa sudah capek mengerjai pelaku, akhirnya Siti menutup telepon. Dalam perjalanan menuju kantor, ternyata pelaku mencoba menelpon kembali. Itu terbukti ada dua panggilan masuk yang tak terjawab. Masih merasa belum puas mengerjai pelaku, Siti pun mencoba menelpon balik nomor itu, namun sayangnya nomor tersebut sudah tidak aktif.
Usai peristiwa yang membikin tawa terpingkal itu, Siti juga menceritakan obrolan guyonan dengan teman yang menemaninya ke ATM.
“Nanti, kamu tak belikan microwave, aku mau beli blender.” Akunya, sembari tertawa terbahak mengingat kejadian sore itu.
Barangkali peristiwa tersebut tak hanya dialami Siti. Bahkan sudah banyak memakan korban, terutama kaum ibu-ibu yang tak sempat berpikir atau tak merasa bahwa modus seperti itu adalah penipuan. Terlebih dalam kondisi ekonomi negara yang gamang seperti saat ini, siapa yang tak girang mendapat hadiah cuma-cuma bernilai jutaan rupiah.
Pelaku penipuan terus melancarkan aksinya. Meski sudah banyak pemberitaan ihwal penangkapan jaringan penipu dengan mengatas namakan perusahaan-perusahaan ternama seperti ini, namun masih saja banyak korban yang termakan tipu daya mereka.
Semoga dengan cerita ini, pembaca dapat lebih berhati-hati dengan orang yang mengaku dari sebuah perusahaan apapun, yang menjanjikan sebuah iming-iming hadiah.
Jahat bukan hanya dari niat, tapi juga kesempatan. Tetap waspada.
Jember, 26 Februari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H