Oleh : Akhmad Fauzi, S.Pd
Makhluk tuhan yang terlupakan
Anak Negri yang terbuang
Mencari mata air hingga ke seberang
Mengadu nasib di ambang malang
Rasa takut menghantui setiap malam
Pada dedoa yang belum sepenuhnya rampung
Ia gugur di tengah jalan dengan amukan kekecewaan
Berusaha menguatkan meski hati telah jatuh
Tersungkur berbaur dengan lumpur
Anak Negri yang malang
Hidup di tengah kota dengan meminta- minta
Serupa burung bersayap patah, dan harimau kehilangan taringnya
Berharap tinggal hinaanÂ
Puja tak lagi bersemayam
Luntang lantung bersama puntung dan comberan
Siapa sudi memungutnya
Tersebab bau dimana - mana
Hingga tubuh tak lagi riang
Jauh sekali dengan sepatu kehormatan
Ia tinggal berkata apa yang diinginkan
Tanpa berlusuh muram menikmatinya
Wahai Bapak Presiden kami
Bukan salahmu jika itu terjadi
Sebab dikau Anak Negri yang sama
Berjuang  mengentaskan kemiskinan
Sumenep, 15-11-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H