Setetes air mata turun seperti embun kesedihan di pipi
Membanjiri segala kenangan yang terpendam didasar hati
Mengalir seperti arus sungai yang tak kenal henti
Seolah membiarkan sungai asin membanjiri reruntuhan yang terluka didalam hati
Hati terombang-ambing dilautan kegelisahan
 seperti layar yang tak mantap, jika tak dihiasi oleh
 kata maaf yang seharusnya menjadi penyejuk angin di tengah badai penyesalan
Sebagai layar yang air yang mengalir, maaf mengubah keadaan dengan penuh kelembutan
Dalam ironi kehidupan, maaf adalah sinar pelita
Yang terus menerjang abadi dalam hati
Maaf bagai hujan lebat, yang mengalir dengan lembut,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!