Mohon tunggu...
Penyabar Roy Syah Putra Waruwu
Penyabar Roy Syah Putra Waruwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis topik terkini

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Generasi Z Mentalnya Lemah?

4 Januari 2025   15:56 Diperbarui: 4 Januari 2025   15:54 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Generasi Z tumbuh di tengah perubahan teknologi yang pesat dan tantangan global yang belum pernah dialami generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi pertama yang sejak kecil sudah akrab dengan media sosial, hidup di era globalisasi, menghadapi ancaman krisis iklim, ketidakstabilan politik, serta pandemi COVID-19 yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan.

Tekanan yang dihadapi oleh Generasi Z tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak dari mereka harus beradaptasi dengan perubahan drastis dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Pandemi, misalnya, memperburuk rasa isolasi dan ketidakpastian, yang berdampak besar pada kesehatan mental generasi ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, sering muncul narasi yang mengklaim bahwa Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, memiliki mental yang lebih lemah dibandingkan generasi sebelumnya. Ungkapan seperti "generasi rapuh" atau "snowflakes" kerap disematkan kepada kelompok ini. Namun, apakah benar klaim tersebut?

Siapa itu Generasi Z?

Generasi Z mencakup individu yang lahir sekitar tahun 1997 hingga 2012. Mereka tumbuh di era digital yang sangat terhubung, di mana internet, media sosial, dan teknologi memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber Persepsi tentang "Mental Lemah"

Istilah "mental lemah" sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dianggap kurang mampu menghadapi tekanan, stres, atau tantangan hidup. Persepsi ini terhadap generasi Z mungkin timbul karena:

Keterbukaan terhadap isu kesehatan mental: Generasi Z cenderung lebih terbuka dalam membahas kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan burnout. Hal ini kadang disalahartikan sebagai kelemahan, padahal justru menunjukkan kesadaran dan keberanian.

Ketergantungan pada teknologi: Mereka sering dikritik karena terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial, yang dapat memengaruhi kesehatan mental akibat paparan cyberbullying, tekanan sosial, dan perbandingan diri.

Berbeda dari generasi sebelumnya: Generasi yang lebih tua mungkin menganggap pendekatan generasi Z terhadap masalah hidup sebagai "tidak tahan banting" karena perbedaan cara pandang dan nilai-nilai.

Perspektif yang Lebih Adil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun