Pada tahap pertama, untuk kelas 1, SMA Taruna Yatim Nusantara menerima pendaftaran sekitar 400 siswa. Sebanyak 400 siswa pendaftar tersebut diseleksi sesuai dengan kualifikasi target lulusan yaitu diterima beasiswa di sekolah kedinasan (militer dan non-militer) serta beasiswa lainnya.
Â
Namun, dengan kemampuan manajemen dan operasional yang masih terbatas, baru bisa menerima 33 siswa yang berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta. Seleksi meliputi bidang akademik, kesehatan, kesamaptaan jasmani, dan pengetahuan di bidang agama Islam.
Â
Kenapa demikian?
SMA Taruna Yatim Nusantara menjalankan konsep sekolah unggulan dengan basis ketarunaan dan kepesantrenan. Calon siswa yang sudah mampu menghafal beberapa juz Al-Quran mendapatkan poin khusus untuk diterima. Tentu dengan syarat awal: mampu secara akademik dan sehat jasmani/rohani.
Suratto Siswodihardjo bermimpi, lulusan SMA Taruna Yatim Nusantara kelak akan mendapatkan beasiswa di sekolah kedinasan (militer/non-militer) serta di perguruan tinggi (negeri/swasta dalam dan mancanegara). Mereka akan menjadi agen perubahan yang mewarnai bangsa ini dengan karakter mulia (noble character) berbasis keagamaan yang kuat, serta sehat jasmani dan rohani, dilandasi rasa cinta tanah air yang kuat.
Suratto menyiapkan SDM yang mumpuni dalam mengelola SMA Taruna Yatim Nusantara. Antara lain kepala sekolah (direktur) lulusan Universitas Indonesia dan SMA Taruna Nusantara Magelang, para pamong lulusan S2 perguruan tinggi terkemuka, ustaz-ustaz dari pondok pesantren ternama seperti Lirboyo, Gontor, dan Bangkalan, serta pelatih ketarunaan dari Korps Marinir TNI AL dan Pasukan Gerak Cepat TNI AU.
Kegiatan sosial Suratto ini bukan yang pertama. Sudah berderet kegiatan sosial yang dilakukannya baik secara formal maupun non-formal. Sebelumnya, calon Anggota DPD RI dari Jawa Barat ini sudah mendirikan Sekolah Alam Cikeas (2006), Rumah Peduli Anak TKI (2009), Poliklinik Rumah Sehat Cikeas (2012), dan Rumah Keterampilan Cikeas (2012). Tahun 2023 ini, Suratto kembali membangun Divisi Peduli Disabilitas dan Lembaga Pelatihan Kerja, melalui Yayasan Bhakti Suratto (YBS).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H