"Perang terbesar manusia adalah melawan hawa nafsunya..."
Saya yakin sekali dengan kalimat spiritual tersebut. Yakin akan kebenarannya. Apalagi sudah sering membuktikannya. Secara pribadi dan melihat orang lain di sekitar.
Manakala alarm berbunyi pada pukul 5 pagi atau sebelumnya, pilihan dalam diri menyembul; bangun atau lanjut tidur. Pikiran saya mengatakan, "Bangun. Sholat subuh!" Tapi perasaan saya menolak. "Lanjutkan tidur," pekiknya lebih kuat. Alhasil, tidak jarang saya mengikuti kata rasa.
Perang antara pikiran dan perasaan terjadi setiap waktu. Kadang pikiran yang positif, kadang sebaliknya. Kadang perasaan yang positif, tidak jarang sebaliknya. Mereka bersengketa tiada henti. Pertempuran antarmereka, antarpikir dan rasa, antarpikir-rasa dan jati diri kita terus berlangsung selama hayat di kandung badan. Seru.
Tak jarang menghasilkan kekacaubalauan, kegagalan, kekecewaan, dan kesedihan. Kadangkala membuat diri dan sekitar tersenyum bahagia. Tidak mudah memang, memenangkan perang melawan dua hal dalam diri kita sendiri itu. Tidak berlebihan jika saya yakin perang terbesar manusia adalah melawan hawa nafsunya. Seperti kalimat pembuka artikel ini. Siapa yang harus jadi pemenangnya? Kita. Jati diri kita masing-masing.
Lalu adakah teknik memenangkan perang itu? Tentu saja. Sudah banyak orang yang berhasil. Meski lebih banyak yang gagal.
Seperti artikel sebelumnya, setiap orang dapat memenangkan perang melawan diri sendiri dengan satu senjata hebat: KOMUNIKASI INTRAPERSONAL. Karena komunikasi intrapersonal adalah rahasia kehidupan terbesar di dunia ini. Siapa yang sukses berkomunikasi dengan dirinya, maka akan sukses dalam kehidupan. Siapa yang berhasil melawan hawa nafsunya sendiri, dia akan berhasil mengalahkan nafsu di seantero bumi.
Apakah mudah melakukannya? Tidak. Itulah sebabnya disebut sebagai perang terbesar. Bayangkan suatu perang. Perang terbesar. Mungkin Perang Dunia I atau Perang Dunia II. Perang Rusia -- Ukraina yang terlihat menakutkan saat ini, mungkin belum ada apa-apanya dibanding perang terbesar. Tentu tidak mudah menghadapinya.
Akan tetapi para ahli komunikasi -- khususnya komunikasi intrapersonal -- sudah merancang berbagai strategi dan teknik yang tepat, sehingga siapa pun yang menjalankannya akan berhasil. Para ahli di bidang lain -- ahli agama/spiritual, ahli NLP, hipnoterapi, ahli yoga, dan sebagainya -- juga memiliki teknik komunikasi intrapersonal yang efektif. Agar setiap manusia mampu memenangi perang terbesar: melawan hawa nasfunya sendiri.
Komunikasi intrapersonal selalu dilakukan setiap orang setiap saat. Bahkan tatkala terlelap dalam tidurnya. Seorang manusia akan berhenti melakukan komunikasi intrapersonal setelah dia mati. Namun demikian, belum banyak manusia yang paham bagaimana komunikasi intrapersonal yang efektif. Padahal, inilah salah satu senjata paling dahsyat untuk memenangi perang terbesar.
Saya akan kupas secara singkat saja beberapa teknik di antaranya.
- Internalisasi. Suatu proses memasukkan keyakinan tertentu kepada diri sendiri melalui bahasa (baik lisan maupun tulisan atau gambar). Sesungguhnya, semua kita sudah melakukannya. Namun, sayang sekali... proses internalisasi itu kerap tidak efektif karena tidak sesuai dengan bahasa tubuh, bahasa otak, bahasa hati, dan bahasa jiwa. Agar proses internalisasi berjalan dengan benar, kita wajib belajar keempat bahasa tersebut. Misal, ketika memulai usaha. Kita bisa memasukan keyakinan akan sukses ke dalam diri kita. Yakin bahwa usaha akan berhasil. Internalisasikan berbagai hal tentang keyakinan itu ke dalam diri.
- Afirmasi. Suatu proses mengatakan sesuatu baik secara verbal maupun non-verbal sesuai tujuan kita lebih spesifik, secara berulang-ulang setiap hari. Ketika poin Teknik internalisasi sudah dipahami, maka kita dapat melakukan afirmasi kata atau kalimat tertentu sesuai tujuan. Dilakukan secara berulang pada waktu tertentu. Pengulangan adalah ibunya kemahiran, demikian kata para bijak. Pun demikian pengulangan kata atau kalimat. Lama-lama akan terbenam dalam jiwa sehingga menjadi suatu keyakinan kuat lalu menjadi kenyataan. Misal, katakan setiap hari "Dagangan saya hari ini laris." Plus ditambahi kalimat spiritual, karena kita orang beragama. Jika Anda muslim, tambahkan kata "karena Allah atau Insya Allah." Â
- Visualisasi. Suatu proses memasukkan keyakinan tertentu sesuai tujuan kita, secara berulang dengan cara memvisualisasikannya (menggambarkan atau mengimajinasikanya seolah nyata). Ternyata, otak kita tidak bisa membedakan antara imajinasi dan kenyataan (salah satu rahasia bahasa otak). Bayangkan saja, dagangan Anda selalu diserbu pembeli...
- Doa. Ya, doa adalah salah satu bentuk komunikasi intrapersonal yang paling hebat. Mengatakan sesuatu kepada diri sendiri sesungguhnya Anda sedang berkomunikasi dengan Pencipta Anda. Sampaikanlah poin pertama sampai ketiga di atas dalam doa. Pelan-pelan saja. Karena Sang Maha Pencipta juga Maha Mendengar.
Demikian sekilas teknik komunikasi intrapersonal untuk menjadikan kita sebagai pemenang dalam perang terbesar: melawan hawa nafsu sendiri.
Selamat coba...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H