Ternyata, kemampuan menulisnya bukan datang tiba-tiba. YTP sudah akrab dengan buku sejak belia. Orangtuanya mengenalkan buku dan ilmu pengetahuan kepada YTP dan seluruh anggota keluarga.
"Kalau mau berbuat baik, jangan banyak tanya. Lakukanlah. Untuk bisa melakukan perbuatan baik, harus punya ilmu pengetahuan. Sekolahlah setinggi-tingginya..." kira-kira demikian petuah sang ayah. Tak heran jika YTP dan keluarganya adalah sosok-sosok pembaca berat buku dan mampu mencapai level pendidikan tertinggi S3. Kebiasaan itu terus melekat dan bahkan dipupuk hingga sekarang.
Ketika mulai menjabat sebagai bupati, YTP mulai menulis sebuah buku berisi konsep baru pembangunan hasil riset untuk keperluan disertasi S3 di Universitas Brawijaya Malang. Buku yang kemudian menjadi semacam panduan wajib pembangunan di Malinau, berjudul "Gerdema, Gerakan Desa Membangun."
Konsep pembangunan yang awalnya diragukan dan dicibir banyak kalangan, namun terbukti berhasil. Sejak itulah, lahir beberapa buku berikutnya, seperti tertulis di atas.
"Saya menulis kapan saja dan di mana saja..." ucapnya menjawab pertanyaan banyak orang. "Yang paling istimewa ketika saya berada di pesawat terbang. Di ketinggian..." tambahnya. Dua jawaban ini adalah khas jawaban seorang penulis.
Menulis itu pekerjaan yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tak terkungkung oleh waktu dan tempat. Â Ketika seseorang sudah 'tercandu' oleh kegiatan menulis, dia akan melakukannya di mana saja dan kapan saja.
Siang, malam, pagi, sore, di rumah, di kantor, di cafe, di pantai, di kebun, di tepi sungai, bahkan di pesawat terbang sekali pun. Ketika orang lain terlelap dalam nikmat sejuknya AC pesawat, jemari penulis sejati justru sedang menari bersama pikiran dengan lincahnya.
Komitmen Kuatlah Juaranya
Seorang bupati sibuk? Tentu saja. Tugasnya setumpuk. Apalagi bupati seperti Yansen TP., yang mengepalai suatu wilayah luas seperti Malinau. Luasnya lebih dari 40 kali DKI Jakarta.
Untuk berkunjung ke desa perbatasan harus ditempuh menggunakan pesawat terbang atau perahu lewat sungai. Membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Untuk koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat, juga membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.