Bukan sembarang pompa air, karena alat ini sudah mampumenyelamatkan ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang di seluruh Indonesia.Bukan hanya di NTT. Berawal ketika Simon bertugas di Kupang, dekat dengantempat kelahirannya. Tekad masa kecilnya untuk mendekatkan air ke pemukiman diawujudkan.
"Saya pulang kampung dan menyaksikan orangtua masihkesulitan air seperti dulu. Jangankan untuk mandi, air untuk minum saja sulit."
Dengan teknik fisika dan matematika yang sangat dia kuasai,terciptalah sebuah alat yang mampu menyedot air di tempat jauh atau kedalamanke permukiman warga. Dengan biayayang hemat dan efisien. Uji coba dilakukan di kampung halamannya sendiri dengandana pribadi. Berhasil.
Dua diantaranya adalah konstruksi tabung dan klep. Simon memasang klep di depantabung, bukan di belakangan  tabungseperti kebanyakan pompa air. Klepnya pun terbuat dari karet. Lebih murah danmudah dirawat. Lebih ekonomis lagi karena zat cair sebagai perantara dalampompa Simon ini hanya air. Tidak ada zat lainnya. Hemat.
Sejak itulah, kampung-kampung lain di NTT juga memintanyadipasangkan pompa air serupa. Dengan bantuan banyak pihak, Simon Petrus Kamlasi- prajurit TNI AD, Â memasang banyak pompaair ciptaanya di berbagai desa se-NTT.Â
Bahkan kemudian berkembang ke berbagaipelosok Nusantara, yang wilayahnya mengalami kesulitan air bersih. Beberapa tahun kemudian, aksi yang dilakukan Simon dan koleganya diganjar penghargaan rekorMURI. Sebagai pemasangan pompa air hidrolik terbanyak di Indonesia. Aksi nyatayang berbuah kebahagiaan. Dahsyat.
Perjuangan para pahlawan Indonesia masa lalu, kini dilanjutkan oleh generasi muda di berbagai bidang. Bentuk perjuangannya mungkin berbeda. Tapi semangatnya tetap sama. MenyatukanIndonesia tidak cukup dengan seribu pekikan, tapi sangat bermakna meski hanya dengan sebuah aksi nyata. Terus berkobar dan penuh energi memberikankarya terbaik bagi bangsa, negara, dan dunia. Seperti apa yang dilakukan Simon Petrus Kamlasi.
"Dulu TNI AD bersama rakyat bersatu melawan penjajah. Sekarang lewat program air, TNI ADbersama rakyat bersatu melawan kekeringan," ucapnya penuh keyakinan.Â
Merdeka!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H