Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Rasa Bhineka dalam Timnas Indonesia

15 Desember 2016   16:02 Diperbarui: 15 Desember 2016   16:04 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luar biasa apa yang ditampilkan oleh tim nasional sepakbola Indonesia pada leg pertama final Piala AFF melawan Thailand. Sempat tertinggal 0-1 pada babak pertama, timnas berbalik unggul 2-1 pada babak kedua.

Apa yang mereka tampilkan bukan sekadar sebuah kemenangan. Namun terdapat nilai yang jauh lebih mahal yaitu bagaimana perbedaan dan banyaknya masalah serta keterbatasan dapat disatukan dalam sebuah tim dan menjelma menjadi kekuatan. Ya, timnas Indonesia berbeda dengan Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura dan seluruh timnas negara lain di Asia Tenggara. Dan bahkan mungkin di seluruh dunia. Timnas Indonesia terdiri dari pemain yang berasal dari beragam suku bangsa dan agama!

Timnas Thailand homogen. Hanya ada segelintir pemain yang bukan berasal dari suku mayoritas. Pun demikian Vietnam dan Myanmar. Mereka homogen. Seharusnya, tim yang homogen akan lebih mudah dipadukan sebagai sebuah kekuatan. Tapi Indonesia membuktikan bahwa meski terdiri dari manusia berlatar belakang berbeda, kita bisa. Indonesia memang beda. Dan Indonesia bisa.

Saat ini, timnas Indonesia dikapteni oleh seorang pemain hebat asal Papua, Boas Solosa. Pemain ini amat berbakat dan sempat diincar sejumlah klub mancanegara. Dari 23 pemain timnas, Maluku yang bukan wilayah mayoritas di negeri ini menyumbang 5 pemain (23%) yaitu Abduh Lestaluhu, Manahati Lestusen, Rizky Pora, Zulham Zamrun dan Stefano Lilipaly (campuran Maluku-Belanda). Dari suku Jawa yang dominan, diwakili oleh 9 pemain (40%).

Sisanya berasal dari beragam latar belakang:

Papua (Boaz dan Yanto Basna)

Sumatera Barat (Teja Paku Alam – penjaga gawang)

Sunda/Jawa Barat (Dedi Kusnandar)

Jakarta (Andritani – penjaga gawang)

Kalimantan (Lerby Eliandri)

Indonesia membuktikan bahwa perbedaan itu dapat disatukan oleh sebuah tujuan yang sama. Dan kekuatan dari sejumlah perbedaan itu justru sangat hebat, karena punya beragam keunggulan. Seharusnya apa yang ditunjukkan oleh timnas sepakbola itu menambah keyakinan kita akan kebhinekaan Indonesia, sebagai modal besar dalam membangun bangsa. Kita memang beda. Kita punya beragam perbedaan. Namun dengan tujuan yang sama menuju Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera, maka semua perbedaan itu akan melebur menjadi sebuah kekuatan luar biasa, yang sulit ditandingi bangsa manapun. Kita bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun