Wajar jika kemudian muncul pertanyaan, sebenarnya festival ini untuk siapa? Jika berdasarkan fakta selama 12 kali penyelenggaraan Ubud Writers Festival, tampaknya lebih dirasakan manfaatnya oleh warga negara asing, khususnya orang Australia. Mereka memang haus ilmu pengetahuan. Bahkan sebagian besar dari warga Australia yang datang adalah yang berusia di atas 50 tahun. Artinya mereka tetap haus pengetahuan, meski usia sudah tidak muda lagi. Setiap kali mengikuti diskusi, para senior ini duduk di deretan paling depan, menyimak dengan saksama dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Tak jarang mereka pun melontarkan pertanyaan.
Kenapa warga Indonesia enggan datang ke festival menulis? Bukan rahasia lagi jika tingkat melek intelektual kita masih rendah. Penghargaan terhadap kaum intelektual pun relatif rendah. Kita masih jauh lebih menghargai dan berani membayar mahal para penghibur, dibanding para intelektual, apalagi penulis. Itulah kenapa acara-acara hiburan seperti sinetron atau pertunjukan musik, dengan tarif setinggi apapun, selalu dipenuhi pengunjung lokal. Sedangkan acara-acara intelektual sepi. Hal yang berbeda dengan yang terjadi di negara maju. Di Austtalia misalnya, hampir setiap kota memiliki festival menulis setiap tahun, dan selalu ramai pengunjung.
Butuh waktu panjang untuk meningkatkan kesadaran belajar bangsa ini. Tapi, Ubud Writers & Readers Festival akan datang lagi tahun depan. Tidak peduli apakah jumlah pengunjung Indonesia akan naik atau tidak. Tak peduli cibiran dari kanan dan kiri. Mereka terus berbuat dan berbenah. Mereka menyuarakan lewat corong intelektual tentang wangi Indonesia melalui festival intelektual, yang sudah dianggap sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, dan salah satu dari 10 festival menulis di dunia yang wajib dikunjungi pecinta intelektual.
Matur Suksma!
Â
Dodi Mawardi, Penulis Profesional; Pengelola Sekolah Menulis Kreatif Indonesia dan Yayasan Bhakti Suratto
*) Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H