Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bupati Unik dari Perbatasan

13 Agustus 2015   22:30 Diperbarui: 13 Agustus 2015   22:36 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia memang “unik”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata unik dimaknai sebagai lain daripada yang lain. Jika unik menjadi kata benda ‘keunikan’ maka KBBI mengartikannya sebagai sebuah keistimewaan atau kekhususan. Cocok sekali dengan profil bupati yang satu ini. Ternyata, bukan saya saja yang sepakat dengan memberikan status tersebut. Beberapa pihak lain menganggapnya sebagai ‘the rising star’ atau paling tidak, dia layak mendapatkan perhatian khusus. Misal dari partai politik yang menaunginya. Atau terutama dari para pendukung dan simpatisannya.

Tentu saja, saya tidak akan mengelabui Anda tentang uniknya bupati yang satu ini. Saya akan beberkan sejumlah fakta yang membuatnya ‘lain daripada kepala daerah yang lain’. Tulisan ini boleh disebut promosi, boleh juga dianggap sebagai publikasi. Saya tidak akan menampiknya. Walaupun secara faktual, kepala daerah yang satu ini memang layak untuk ditonjolkan. Meski saya bukan warga daerah yang dikepalainya, saya turut bangga dengan keunikannya.

Unik #01

Apa yang dilakukan kepala daerah jika datang ke ibukota Jakarta?

Banyak hal bukan. Terutama mungkin yang paling biasa adalah koordinasi baik dengan pemerintah pusat maupun dengan partai politiknya. Hal lain berkaitan dengan kepentingan daerahnya, seperti urusan dana daerah, investasi dan sejenisnya. Adakah hal lain? Jangan lupakan kegiatan mereka di Jakarta, yang bukan urusan resmi. Misalnya, kemanakah mereka ‘keluyuran’ dalam mengisi waktu?

Buat sebagian orang hal ini mungkin dianggap sepele. Tapi tidak buat saya. Sungguh, pemanfaatan waktu luang mereka bisa menggambarkan siapa sesungguhnya sang pemimpin tersebut!

Beberapa kegiatan pengisi waktu luang yang biasa dilakukan kepala daerah di Jakarta, antara lain:

  1. Kongkow dengan rekanan (bisnis atau politik) di restoran terkenal sekalian lobi-lobi.
  2. Urusan pribadi/keluarga berjumpa dengan teman, sahabat atau anggota keluarganya.
  3. Dugem (berpesta atau kegiatan sejenisnya) di tempat-tempat hiburan terkenal di Jakarta.

Dari tiga kegiatan besar tersebut, yang manakah yang biasa dilakukan bupati unik dari perbatasan ini? Tidak ketiganya, walaupun mungkin yang nomor 2 kadang dia lakukan. Tapi yang paling sering dan menjadi kebiasaannya adalah… mencari dan memborong buku-buku di toko Gramedia. Hmm… tidak biasa bukan. Hanya segelintir kepala daerah yang melakukan hal tersebut. Kepala daerah yang punya tingkat intelektualitas tertentu.

Unik #02

Apakah Anda sering mendengar kepala daerah yang obral izin investasi?

Tentu saja bukan. Apalagi jika daerahnya memiliki kandungan potensi kekayaan alam yang melimpah, seperti hutan royo-royo atau tambang mineral. Peluang besar untuk menambah pundi-pundi daerah sekaligus kantung pribadinya. Izin sama dengan uang. Namun, bupati unik dari perbatasan ini, justru sebaliknya. Ketika mulai menjabat sebagai bupati pada 2011 lalu, dia justru mencabut lebih dari 80% izin usaha yang dikeluarkan bupati sebelumnya. Wilayah kekuasannya punya status sebagai kabupaten konservasi, sehingga dia konsekuen menjaga korservasi tersebut. Izin yang tidak sesuai khitah konservasi dicabut. Dia hanya memberi izin kepada perusahaan dengan syarat dan ketentuan yang sangat ketat.  Syarat dan ketentuan yang sejalan dengan konservasi serta menguntungkan masyarakat secara ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun