Sebuah bisnis dikatakan untung apabila produknya banyak terjual. Termasuk juga bisnis properti, dianggap untung apabila banyak melakukan closing. Dan yang seperti ini tidak akan terjadi tanpa adanya promosi. Sebagaimana yang kita tahu, promosi bisnis properti kebanyakan menggunakan pamflet, baliho maupun brosur.
Tetapi saat ini semakin banyak pemasaran properti menggunakan media sosial. Pemanfaatan media sosial akan menarik pelanggan lebih luas dan produk properti semakin banyak dikenal. Hal ini karena masyarakat kita sudah akrab dengan internet dan sosial media, bahkan tidak jarang sebelum membeli produk properti mereka mencari informasi lengkapnya terlebih dahulu di sosial media atau sebuah website.
Setidaknya sebelum memulai mempromosikan produk properti di media online, kita petakan terlebih dahulu apa-apa saja yang sebaiknya diinformasikan dalam iklan online tersebut.
1. Pahami Keunggulan Dan Kelemahan Produk Properti
Hal pertama dan yang paling penting sebelum memulai menjual properti adalah mengetahui keunggulan dan kelemahannya. Pemilik bisnis harus tahu tipe bangunannya seperti apa, luasnya, kemudian bagaimana lingkungan di sekitar dan alasan menonjol sehingga pembeli harus memiliki properti yang dimaksud.
Misalnya saat ini telah banyak didirikan perumahan modern dengan keunggulan lingkungan yang asri, aman dan damai. Di mana perumahan seperti ini adalah kebutuhan masyarakat saat ini yang mulai peduli dengan kesehatan dan lingkungan. Dengan memahami keunggulan dan keunikan properti yang akan dipasarkan, akan lebih mudah membuat konten iklan yang menarik dalam media online.
2. Petakan Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar untuk produk properti juga beragam. Semua orang membutuhkan tempat tinggal tetapi tidak semua orang dapat membeli rumah dengan harga yang fantastis. Itulah sebabnya, kita harus mengetahui target pasar sebelum memulai promosi. Apakah harga itu pantas dengan masyarakat menengah ke atas, atau cocok untuk masyarakat menengah ke bawah seperti rumah subsidi.
Selain itu menentukan target pasar dari usia, lokasi dan kebutuhan juga diperlukan. Seperti, apakah rumah itu cocok untuk pasangan muda, untuk investasi jangka panjang dan lain sebagainya.
3. Pahami Skema Kredit Untuk Pembiayaan Properti