Mohon tunggu...
Hermes Fortune
Hermes Fortune Mohon Tunggu... profesional -

saya adalah seorang penulis buku dan konsultan tarot profesional. mau lebih kenal Hermes fortune silahkan kunjungi website resmi saya di www.hermesfortune.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Awas Banyak "Oknum" Penipu yang Mengaku Peramal

14 Januari 2015   16:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perkenalkan nama saya Hermes fortune, saya adalah penemu konsep meramal terbaru dan saya menyebutnya meramal tarot ala Hermes, konsep meramal ini sudah saya tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul meramal semudah membalik kartu tarot. Buku keluaran Bhuana ilmu populer (penerbitan kompas gramedia) alhamdulilah diterima baik oleh masyarakat,terbukti menjadi mega best seller untuk kategori buku tarot.

Saya menjelaskan pada paragraf pertama tentang diri saya, jadi menurut saya, saya adalah orang yang tepat memberikan statment tentang seni meramal, karena saya seorang praktisi tarot (reader tarot), penulis buku tarot(penemu konsep meramal tarot ala hermes) dan guru tarot.

Seni tarot yang saya ungkapkan disini wajib dilihat dari sudut padang ilmu pengetahuan, dan bukan melihat dari sudut pandang agama, karena kalau sudut pandang agama pasti akan banyak pembicaraan yang harus dijelaskan, sehingga bisa menyebabkan debat kusir yang terjadi.

Saat ini saya melihat keadaan dunia tarot di Indonesia, yang banyak sekali dimanfaatkan oleh oknum penipu guna memeras klien yang datang, bahkan berani memberikan sertifikat dan lisensi untuk membuka jasa konsultasi tarot, padahal pihak yang memberikan lisensi dan ijazah tersebut bukanlah orang yang tepat menguarkan ijazah tersebut.

Ada yang bilang saya dapat sertifikat tarot dari tempat pelatihan X, dapat dari komunitas tarot X, jadi berkompeten dong. Saya katakan mereka tidak berkompeten dan seharusnya mereka tidak berhak sama sekali mengeluarkan ijazah,sertifikat dan lisensi tarot sama sekali

Mengapa?

Biar saya jelaskan dengan menggunakan konsep pendekatan historis (saya jeaskan dengan perumpamaan pula):

- Anggaplah saya memiliki ide tentang cara meramal dan saya membuat gambar tarot berdasarkan ide saya tersebut dan saya memasukan ide tersebut kepenerbit buku, dan ternyata ide saya diterima dan dijadikan sebuah buku tarot dan dibuatkan kartu tarot, dan anggaplah saya menyebutnya tarot itu reader white (INI HANYA PERUMPAMAAN DAN SAYA MENGAMBIL SUDUT PANDANG DARI PENULIS TAROT READER WHITE). Secara otomatis reader white tarot memiliki ide dan sudut pandang tersendiri yang hanya diketahui oleh pembuat ide tersebut yaitu penulis reader white tarot saja. jadi kalau ada orang lain yang menggunakan reader white tarot alangkah bijaksananya diberikan lisensi oleh penulis reader white itu sendiri, karena yang mengetahui tepat atau tidak dan mengerti konsep reader white adalah penulis reader white itu sendiri. Jadi kalau ada pihak yang mengeluarkan lisensi,sertifikat peatihan tarot menggunakan tarot reader white,padahal pihak itu bukan penulis reader white, maka pihak tersebut tidak berhak dan tidak mengetahui histori dari reader white tarot itu sendiri dan tidak mengetahui makna dibuatnya tiap gambar tarot mengapa digambar seperti itu.

Begitu juga, jika ada orang lain punya ide konsep tarot dan cara meramal yang berbeda dari reader white, maka haruslah idenya itu dipertangjawabkan dan harus disusun secara teori bukan asal katanya meramalnya seperti ini. Ilmu pengetahuan yang ada dalam buku apa pun yang ada di dalam toko buku, khususnya yang ada di dalam toko buku Gramedia, bukanlah buku asalan-asalan dicetak, taukah pembaca kami sebagai penulis, sangat berat untuk menulis buku, seperti ini urutannya :

Anggaplah ide saya X ,maka saya harus membuat teori dasar dari konsep itu, setelah itu ide tersebut ditawarkan kepenerbit,jika penerbit menerima, maka disinilah kemampuan penulis diuji,dimana teori yang ada dinaskah tersebut harus bisa dipertanggung jawabkan ke editor akuisisi, apa bila kita bisa mempertahankan ide baru kita dan bukan ide plagiat dari uku lain, maka tahap selanjutnya penulis harus mempertanggung jawabkan teori itu ke manager produksi penerbitan, dan ujian di manager penerbitan lebih susah dan lebih kompleks pertanyaan dan lebih susah dari teori baru yang kita buat itu, kalau ide kita dianggap basi dan plagiat, siap-siap aja naskah kita ditolak.Anggaplah manager produksi menerima ide baru kita, maka kita akan berhadapan dengan Direktur penerbitan untuk mempertanggung jawabkan teori yang kita buat dan disinilah puncak ujian seorang penulis ,apakah bisa mempertahankan teori barunya itu demi ilmu pengetahuan yang lebih baik. kalau tidak ya naskah ditolak. (urutan ini yang saya lalui ketika pembuatan buku meramal semudah membalik kartu tarot)

Jadi dalam menulis buku, tidak bisa asal punya ide dan tulis naskah, biasanya naskah seperti itu akan ditolak penerbit. Nah kita kembali ke tarot, jadi kalau ada buku tarot selain reader white, seperti tarot vampire, tarot Bohemian,dll itu pasti penulisnya menuliskan idenya dan mempertanggung jawabkan idenya itu seperti urutan yang saya jelaskan diatas,DAN PASTI TAROT TERSEBUT TIDAK MENGIKUTI TAROT MANA PUN, JIKA MENGIKUTI MAKA JATUHNYA PLAGIAT/MALING

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun