Mohon tunggu...
Abdul Rahmat
Abdul Rahmat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka dengan puisi dan novel. Menulis karena sudah jatuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Langkah Jitu Terapkan Asesmen Awal Pembelajaran

7 Mei 2023   06:16 Diperbarui: 7 Mei 2023   06:31 24207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai guru, kita sering memulai pembelajaran berdasarkan kemauan sendiri. Kita melakukan pembelajaran hingga asesmennya tanpa melihat terlebih dahulu kondisi awal murid. Akibatnya selama proses pembelajaran hingga asesmen yang dilakukan murid tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Bahkan, kita sering menyalahkan murid karena ketidakmampuan mereka mendapatkan nilai yang sesuai kriteria ketercapaian. Padahal, guru adalah pelaku utama dalam ketidakberhasilan pembelajaran.

Pada semarak merdeka belajar, salah satu hal terpenting yang perlu menjadi budaya pembelajaran adalah asesmen awal. Guru juga sudah mengetahui tentang pentingnya asesmen awal pembelajaran. Namun, dalam praktiknya kita masih kebingungan untuk memulai dan memanfaatkan hasil asesmen tersebut. Oleh karena itu, masih banyak guru yang enggan memulai asesmen awal. Bagaimana Langkah sederhana penerapan asesmen awal pembelajaran? Yuk, kita baca dan simak praktik baik saya berikut.

1. Merancang Instrumen Asesmen

Buatlah asesmen untuk mengetahui kemampuan awal murid. Rancanglah 10 soal sederhana, dengan mengambil 2 soal dari dua tingkat/kelas sebelumnya, 6 soal dari satu tingkat sebelumnya dan 2 soal dari tingkat saat ini dengan materi yang saling berhubungan. Bentuk soal dapat dikreasikan contohnya: pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, isian, menjodohkan dan esai. Guru juga menyusun angket/survei memuat informasi seperti kondisi belajar di rumah, keadaan keluarga, gaya belajar, suasana belajar yang diharapkan, perasaan dan sebagainya.

2. Lakukan Asesmen yang Menyenangkan

Guru memulai proses asesmen kemampuan awal murid yang menyenangkan misalkan dengan memanfaatkan quizizz, kahoot dan lainnya. Tujuannya agar murid merasa antusias dalam mengerjakan asesmen. Guru juga bisa menggunakan "kartu perasaan" untuk memulai asesmen agar murid merasa antusias terlebih dahulu. Kartu perasaan ini berisi informasi perasaan murid pada hari itu dan apa yang mereka rasakan.

3. Mengisi Survei Kesiapan Belajar

Murid dipandu untuk mengisi angket/survei kesiapan belajar. Survei kesiapan belajar ini menjadi konfirmasi bagi guru untuk mengetahui kondisi psikologis murid secara sederhana. Guru dapat memantik murid untuk menuliskan kondisi yang mereka rasakan. Bisa juga dilakukan dengan wawancara dan sebagainya yang bertujuan memudahkan murid dalam mengisi asesmen kesiapan belajar.

4. Memetakan Kemampuan Awal

Untuk memetakan kemampuan awal, guru dapat menggunakan rentang nilai, Contohnya nilai di bawah 60 termasuk kategori belum berkembang. Untuk nilai 60 -- 70 untuk kelompok layak/cukup dan untuk nilai 80 -- 100 untuk kelompok cakap/mahir. Pemetaan ini dimanfaatkan guru untuk menentukan pengelompokan kategori murid. Namun, dalam membentuk kelompok belajar guru tidak boleh mengelompokkan berdasarkan pemetaan ini. Lebih baik guru membentuk kelompok belajar dengan ragam kemampuan berbeda, untuk menghindari terbentuknya kelompok pintar dan kurang pintar.

5. Memetakan Kesiapan Murid

Guru memetakan kesiapan belajar, misalnya murid yang kondisi di rumah/keluarganya mendukung pembelajaran dengan yang tidak, juga kendala yang mereka temui saat belajar. Jika menemukan murid yang membutuhkan motivasi dalam lingkungan rumah, guru dapat melakukan diskusi lebih dalam dengan orang tua/wali. Guru juga bisa memetakan berdasarkan minat murid, contohnya: auditori, visual dan kinestetik.

Refleksi dan Dampak

Dengan melakukan asesmen awal pembelajaran, guru dapat mengetahui kondisi awal murid sebelum mengikuti pembelajaran. Kita lebih bisa mengidentifikasi setiap murid berdasarkan kebutuhan masing-masing. Hasil asesmen juga dapat digunakan sebagai bahan dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi. Perancangan pembelajaran mulai dari modul ajar atau rencana pelaksanaan pembelajaran, asesmen dan metode dapat mempertimbangkan hasil analisis asesmen awal pembelajaran ini. Bagi murid, refleksi asesmen awal pembelajaran ini membuat mereka merasa senang dan antusias, contohnya saat menggambarkan perasaan mereka dengan emoticon.

Tips yang Bisa Dilakukan

Agar tidak memberatkan, asesmen awal pembelajaran dilaksanakan secara sederhana dan sesuai dengan kesiapan murid dan satuan pendidikan. Bentuk asesmen tidak harus tertulis, boleh dalam bentuk wawancara singkat dan lain-lain. Asesmen awal juga bisa dilakukan saat murid memasuki materi ajar baru. Misalnya murid menulis hal yang sudah dan belum mereka ketahui tentang materi tersebut. Guru bisa memanfaatkan fitur Asesmen Murid yang ada di Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai bahan untuk asesmen kemampuan awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun