Mohon tunggu...
Abdul Rahmat
Abdul Rahmat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka dengan puisi dan novel. Menulis karena sudah jatuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Terdiferensiasi, Tumbuhkan Kreasi

3 Mei 2023   13:59 Diperbarui: 3 Mei 2023   14:08 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada peringatan Hari Pendidikan Tahun 2023 ini mengambil tema "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar". Berbagai program-program Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek salah satunya ialah Kurikulum Merdeka sebagai transformasi pendidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan saling berkolaborasi membudayakan dan memeriahkan semarak merdeka belajar di dalam kelas. Salah satu langkah jitu yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan pembelajaran bermakna dan berpihak pada murid ialah dengan pembelajaran terdiferensiasi.  

A. Tantangan dalam Proses Pembelajaran

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terdiferensiasi para pendidik masih menemukan beragam tantangan. Masih banyak pendidik sering memaksa murid untuk mempelajari bahan ajar yang diberikan. Misalnya, kita memberi setumpuk buku untuk dibaca. Murid dipaksa untuk menghapal dan mempelajari materi hanya dari satu sumber belajar. Jika kita perhatikan, tidak sedikit murid yang kurang tertarik dan bahkan tidak mempelajari dengan maksimal bahan ajar itu.

Kita sebagai pendidik sering menyuruh murid mengerjakan tugas dengan bentuk sama. Salah satu contohnya kita menyuruh semua murid membuat satu jenis tugas, misalkan poster. Bagi murid yang senang dengan seni mungkin akan sangat menyukai tugas dengan jenis ini. Namun, tidak bisa dipungkiri pasti ada murid yang tidak menyukai atau belum mampu dalam membuat poster. Justru pendidik dengan bangga memamerkan hasil karya murid di kelas bahkan di media sosial, tetapi apakah mereka juga sebangga itu?

B. Pentingnya Asesmen Awal Pembelajaran

Kita dapat mengetahui minat murid dengan melakukan asesmen awal pembelajaran. Pelaksanaannya juga sederhana, misal bertanya secara langsung tentang apa yang mereka sukai, atau mengisi angket sederhana. Lalu kita bisa memetakan ragam minat murid. ). Untuk mengetahui asesmen kemampuan awal, pendidik merancang 10 soal sederhana untuk mengetahui kesiapan murid menerima materi yang diajarkan. Dan asesmen dalam bentuk angket/survei dilakukan untuk mengetahui perasaan murid, minat dan juga gaya belajar mereka. Hasil dari asesmen awal pembelajaran ini pendidik gunakan untuk memperbaiki kembali modul ajar/rpp yang telah saya buat sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan murid.

C. Ragam Bahan Ajar yang Menyenangkan

Pendidik bisa menyediakan bahan ajar beragam sesuai gaya belajar murid. Misalkan artikel, komik, video, siniar/podcast, lembar percobaan dan sebagainya. Pendidik tidak harus membuat sendiri bahan ajar yang beragam, tetapi bisa mengadopsi yang sudah ada dan sesuai dengan kebutuhan murid. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah murid dibolehkan untuk memilih bahan ajar yang akan mereka pelajari. Kita tidak membatasi murid dalam memilih. Contohnya murid visual hanya disuruh mempelajari bahan ajar visual saja. Berikan bebaskan mereka mempelajari bahan ajar sesuai keinginan mereka saat itu.

 

D. Membentuk Kelompok Belajar

Pendidik membentuk kelompok murid yang dapat membiasakan kolaborasi. Juga melakukan proses pembelajaran seperti: diskusi kelompok, kuis bersama, pengamatan, percobaan sederhana, gamifikasi dan sebagainya. Saat membentuk kelompok, pendidik tidak menggabungkan murid yang mahir semua atau sebaliknya. Bentuklah kelompok pemahaman yang berbeda, sehingga dapat tercipta tutor sebaya.

Pendidik memberikan pendampingan selama proses belajar murid. Misalkan untuk murid yang baru berkembang, berikan pendampingan intens. Untuk murid yang cukup, pendidik melakukan modeling dengan praktik mandiri sambil mengecek ulang hasil murid. Dan bagi murid cakap/mahir, pendidik memberikan tantangan lebih secara mandiri.

E. Ragam Tugas yang Memerdekakan

Bebaskan murid dalam memilih hasil bentuk tugas yang akan mereka kerjakan dan kumpulkan. Misalnya murid boleh membuat karya berupa video, siniar/rekaman suara, poster, infografis, cerita pendek, bermain peran dan lain-lain. Dalam menilai karya yang beragam, pendidik harus bisa membedakan kemasan dan esensi. Buatlah rubrik penilaian. Pendidik menilai karya murid sesuai rubrik, bukan berdasarkan bentuknya. Misalkan video lebih tinggi nilainya dari tulisan, padahal isi karya tulisan lebih lengkap dibandingkan video.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun