Mohon tunggu...
Suciningsih
Suciningsih Mohon Tunggu... Guru - Indahnya Berbagi

Menjadi Berarti dengan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Cintaku Kembali Berlabuh

21 September 2022   19:34 Diperbarui: 21 September 2022   19:35 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari masih pagi dan udara sangat sejuk, aku berkemas untuk menghadiri gathering bersama rekan-rekan pada sebuah resto di kotaku. 

Aku tak terbiasa datang terlambat, jadi sampai di ruangan pun masih banyak kursi yang kosong. 

Aku mengambil kursi paling depan dengan meja bundar dan berisi empat kursi, kebetulan disitu baru diisi satu orang rekanku. 

Tak lama seorang wanita paruh baya nan rapi mendekat dan duduk di kursi sebelahku, kami hanya saling mengangguk dan tersenyum. 

Aku bukan tipe orang yang senang berbasa basi, namun rekanku berusaha menghidupkan suasana dengan menyapanya. wanita itu berasal dari daerah yang aku kenal, dan saat wanita itu menyebutkan pekerjaan tetapnya. 

Terlintas sebuah nama yang pernah singgah di hatiku, yang bahkan sampai saat ini aku tak pernah sanggup untuk menghapus jejaknya dari kehidupanku. 

Kuberanikan diri untuk bertanya, dan wanita itu ternyata satu kantor dengannya. Baru kali ini aku teledor dengan menanyakan tentang dia ke orang yang satu daerah dengannya. 

Sebelumnya banyak dari mereka yang aku kenal dengan daerah tinggal yang sama, namun aku selalu berhasil menahan diri untuk tidak bertanya. 

Tapi kali ini, aku benar-benar memberanikan diri untuk bertanya. Karena aku berfikir, jikapun aku bertemu dengannya, aku telah siap, dan tak lagi ada air mata karena kehilangannya.

Wanita itu memperlihatkan foto rekan kerjanya yang kumaksud ke aku, dan aku iya kan bahwa itu memang dia. 

Tak lama wanita itu minta foto bareng dan juga minta  nomor kontakku, tadinya tidak akan aku kasih, tapi atas dasar apa aku tak memberinya, toh dia wanita, berteman juga dalam satu forum ini. 

Sebenarnya yang kukhawatirkan yakni kontakku ini diminta oleh rekan dia. 

Siang berlalu, setelah acara selesai aku kembali ke rumah. Aku buka HP ternyata ada pesan dari kontak yang tak kukenal, saat kulihat profil disitu tercantum nama dia. Aku tutup HP ku tanpa aku membalasnya, apa yang harus aku lakukan. 

Tak lama setelah itu aku berusaha menenangkan hatiku, mencoba menjawab chatnya satu persatu. Ya, itu benar dia, dia masih seperti dulu, hanya saja badannya sekarang sangat gemuk.

Pagi hari, saat aku sudah berada di kantor, dia berusaha kembali menghubungiku, memastikan kalau aku mau diajak chat oleh dia. Aku berusaha mencairkan suasana dengan banyak memberi emoji ketawa. 

Sampai akhirnya dia bertanya kapan sekiranya bisa bertemu aku. Akhirnya kami janji untuk bertemu di suatu waktu, karena aku yakin dengan perasaanku bahwa aku akan baik-baik saja, makanya aku mau bertemu dengannya.

Empat malam berlalu dan aku ternyata tidak bisa tidur, aku melewati malam dengan bimbang, hingga pada malam yang terakhir sebelum aku bertemu dia, aku berusaha menghubungi sepupuku untuk mencurahkan kebimbanganku ini. 

Esoknya aku akan ketemu dia dan aku harus bisa menenangkan hatiku bahwa tidak akan terjadi apa-apa.

Siang ini aku ke kampus, dan aku sudah janji lepas ini akan bertemu dia, aku belum lagi beli makan siang namun gerimis sudah turun. 

Tak lama dia pun chat  dan menanyakan keberadaanku, akhirnya kami ketemu, tidak banyak yang kami obrolkan, tapi malah kami saling bersikukuh dengan pendapat masing-masing tentang mengapa kami dulu terpisah.

 Kami dulu sepasang kekasih, kami terpisah oleh keadaan yang kami tidak tahu mengapa, yang pasti dia berlalu begitu saja tanpa jejak, tanpa meninggalkan pesan. 

Aku teramat sangat kehilangan dia, rasa kehilangan yang berkepanjangan yang membuatku selalu menangis ketika aku mengingatnya. Air mata ini tak mau bersahabat saat aku mendengar lagu "Gambaran Cinta", 

Jika drama ada endingnya, namun rasa yang kupunya ini tetap melekat sekian tahun lamanya.

Rasa sakit hati terhadapnya tak pernah ada, yang ada hanyalah pertanyaan yang tak pernah ada jawaban, 

"mengapa dia meninggalkan aku", "mengapa kamu pergi, jika kamu tidak pergi, hidupku tidak akan seperti ini". 

Itulah kenyataan yang ada di diriku sekian tahun lamanya semenjak dia pergi dan tak pernah kembali. 

Dalam hidupku, aku pertama kali memiliki rasa seperti ini, dan rasa ini begitu dalam, hanya aku yang tahu mengapa aku tak pernah bisa melupakan dia sepanjang aku menjalani kehidupanku. 

Rasa kehilanganku begitu dalam, aku sangat sayang dia dan rasa ini mampu bertahta di relung hatiku yang paling dalam dan tak ada yang mampu menggesernya. 

Hidupku sempat berantakan kala itu, kala aku menantinya dan dia tak kunjung ada untukku. Aku menutup diri, Aku menghabiskan waktuku di depan laptop untuk memberi jeda agar aku tak selalu mengingatnya, karena mengingatnya hanya membuat mataku sembab.

Saat ini dia datang kembali di hidupku setelah sekian tahun lamanya, dia berusaha menjelaskan kepergiannya padaku, dia berusaha membela diri atas kepergiannya dulu, dia mau kembali bersama. 

Dia begitu berjuang untuk mendapatkan kembali hatiku, dengan berusaha mengingatkan kembali masa-masa saat bersama dulu. 

Namun saat kuingat bagaimana dia berlalu begitu saja, emosionalku padamya selalu memuncak.

Kami berjalan bersama hampir tiga pertemuan , pada pertemuan ke empat kami makin dekat, meski aku tak tahu hati dia sebenarnya, tapi sudahlah, dia sudah ada di dekatku, aku tak lagi kehilangannya. 

Aku punya kontaknya meski kami tidak setiap hari harus chat, tapi setidaknya kini dia ada.

Ya, kini dia ada, tapi untuk apa sebenarnya kehadirannya, bukankah saat itu aku sudah mulai berhasil melupakannya, sudah mulai menerima kenyataan bahwa dia kini bukanlah siapa-siapa. 

Aku dengan prestasiku yang sekarang, ternyata tak berdaya menolak kehadirannya kembali padaku. Ini sebuah kesalahan besar yang amat sangat kusadari, aku bisa menghindarinya tapi aku tak mau, aku ingin dia ada untukku. 

Aku tidak tahu rasa apa yang kumiliki sekarang untuknya, dia kembali membuatku menangis saat malam, membuatku gelisah setiap waktu karena aku ingin dia ada untukku, aku kembali bertahan dengan rasaku meski ini menyiksa. 

Tuhan, Jika Engkau takdirkan dia untukku,

beri kami jalan

Engkau telah pertemukan kami di saat yang tidak tepat

Engkau berikan rasa sayangku kepadanya sekian tahun lamanya

bertahan dan tak pernah pudar

bertahta dikalbuku tak bergeser oleh rentang waktu.

kini dia datang

membawa kembali rasa yang sempat tertunda untukku

membuka celah untuk aku memasuki dunianya

namun, Tuhan,

Jika ini ujian bagiku

beri aku petunjuk

jika dia tidak baik untukku

pudarkan rasa ini untuknya

lepaskan semua tentangnya dari hati dan pikiranku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun