Setelah sebuah video yang diupload oleh youtuber psikolog terkenal, Dedy Susanto, dengan judul 'Diselingkuhi selama 21 kali selama 10 tahun --wanita yang sangat tabah." (Tonton video di Youtube) banyaknya kesedihan yang mendalam dalam setiap ungkapan korban tersebut, terdapat pertanyaan besar yang ada di benak saya.
"Bagaimana jika istri diselingkuhi berulangkali tetapi istri tidak mau cerai?"
Untuk mengungkap permasalahan ini, saya akan menjabarkan permasalahan tersebut dengan dua pendekatan. Yaitu, secara Subjektif dan Objektif.
Dalam Psikoanalisa, perbuatan pasti akan dipengaruhi oleh kepribadian ataupun kejiwaan seseorang, maka Pendekatan secara subjektif diperlukan.
Sikap Posesif
Salah satu yang dimiliki seseorang yang bisa menimbulkan permasalahan dalam hubungan rumah tangga ada sikap posesif,menurut woman talk yang ditulis oleh Gyza Ridinia, Posesif merupakan sikap memiliki yang berlebihan. Sikap posesif ini dapat diketahui melalui sikap insecure atau khawatir berlebihan ataupun tindakan stalker dari pasangan.
Dalam kasus ini, sang istri (Korban) memiliki sikap posesif terhadap suaminya yang sampai membuatnya menerima kenyataan bahwa suaminya telah 20 kali selingkuh dalam 10 tahun. Sikap posesif dapat menjadi lebih buruk lagi dapat membuat sang istri mati rasa atau kebas terhadap perselingkuhan yang dialaminya.
Kurang percaya diri (Self Esteem)
Memiliki kepercayaan diri sangat penting dalam sebuah hubungan, karena hal ini akan terus mengingatkan terus bahwa diri kita memiliki harga diri dan memiliki hak yang sama, bahkan hak untuk memiliki kebahagiaan.
Dalam kasus ini, Sang istri memiliki Self esteem yang rendah yang membuat bahwa dirinya down dan rasa depresi karena berada diposisi yang rendah, dan rasadepresi tersebut selalu dipendam karena melihat bahwa dirinya tidak berharga.
Suami Playboy atau Sex addicted
Dalam buku Allan pease dan Barbara pease yang berjudul "Mengapa pria tidak bisa mendengarkan dan wanita tidak membaca peta", Pria memilki ruang dipertengahan otak yang didominasi oleh Sex. Maka Pria memang memiliki kecendrungan lebih terhadap hal tersebut lebih daripada wanita.
Namun Dalam kasus ini, Sang suami (Pelaku) memiliki kecendrungan lebih besar --dan tidak menahan diri terhadap hal tersebut. Bukan berarti sang istri tidak dapat melayani sang suami, tetapi karena karena sang suami ingin melakukan hal tersebut kepada orang lain mengindahkan rasa cintanya kepada sang istri. Terbukti dari banyaknya perselingkuhan yang terjadil. Hal ini termasuk kategori playboy atau Sex Addicted.
Setelah pendekatan secara subjektif, ternnyata ini adala beberapa faktor objektif yang mebuat sang istri enggan untuk menceraikan suaminya.
Ekonomi Sang Istri
Tidak dapat menafkahin dirinya dan sang anak jika bercerai merupakan salahg satu alasan terbesar dari sang istri. Karena Sang istri tidak berasal dari orang berada dan tidak memiliki pendapatan, ditakutkan dirinya tidak bisa menafkahi dirinya dan sang anak dan menjadi sangat bergantung kepada sang suami. Hal ini menjadi penguat bahwa istri dijaman sekarang harus memiliki pendapatan juga agak tidak terjadi ketergantungan.
Nasib anak
Nasib anak yang dimaksud disni adalah bagaimana tekanan dan masalah yang dihadapi nanak ketika terjadi penveraian. Tidak jarang anak hasil dari perceraian akan membuat anak diejek oleh temannya ataupun sekedar diketahui oleh teman lainnya. Bahkan anak bisa sampai berpindah sekolah karena hal ini.
Ketika perceraian terjadi, tentu anak akan mendapat kesan yang dari perceraian tersebut, dan melihat ibu dan bapaknya berpisah akan mempengaruhi bagaimana dirinya kedepan dan pandangannya terhadap anak.
Namun apakah berarti kita harus menahan rumah tangga yang menyakiti diri kita dan kian tidak bercerai? Perlu menjadi perimbangan, jika rumah tangga yang toxic seperti itu dipertahankan, jiwa ibu pasti akn tersampai ke anaknya, dan mau tidak maudalam keseharian, anak akan melihat ketidak harmonisan di rumah tangga. Â Â
Referensi:
Giza Rydinia. 2017. "Hati-hati ,Sifat Posesif dalam Diri dapat merusak hubungan, Atasi dengan 4 cara ini", Woman talk. Diakses pada 16 Februari 2020.
Pease, Allan ed. 2013. "Mengapa pria tidak bisa mendengarkan dan wanita tidak membaca peta"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H